jpnn.com, JAKARTA - Cell and Growth Factor Biotechnology (CGBIO) bakal terjun dalam pasar implan dan pengganti tulang di Indonesia.
CEO CGBIO Hyun Seung Yu mengatakan Indonesia memiliki kebutuhan tinggi pasar implan tulang.
BACA JUGA: Australia Sukses Lakukan Operasi Implan Tulang Belakang Cetak 3D Pertama di Dunia
Institut Nasional Evaluasi Keamanan Pangan dan Obat Korea Selatan, compound annual growth rate (CAGR) pasar alat kesehatan Indonesia antara 2019 dan 2024 diperkirakan akan tumbuh hingga 11,4 persen atau mencapai USD 2 miliar pada 2024.
"Kami sangat senang bahwa NOVOSIS dan Excelos Injects dengan kinerja fusi tulang yang inovatif telah memasuki pasar implan dan pengganti tulang Indonesia dengan potensi pertumbuhan yang tinggi," kata dia.
BACA JUGA: Kemenristekdikti Kirim 360 Implan Tulang untuk Warga Palu
Hyun Seung Yu menyatakan masuknya perusahaan ke pangsa pasar Indonesia ditandai dengan peluncuran 'NOVOSIS'.
“CGBio akan terus berupaya untuk memasok produk unggulan ke dunia sejalan dengan misinya untuk berkontribusi memimpin orang untuk hidup muda dan sehat dengan teknologi medis regeneratif canggih," tambahnya.
Perusahaan yang secara khusus bergerak dalam pengobatan regeneratif itu bakal memasarkan pengganti tulang yang mengandung rhBMP-2, Rekombinan Human Bone Morphogenetic Protein-2, dan Excelos Inject.
"Bahan pengganti tulang yang mengandung beta-tricalsium phosphate," ujarn Hyun Seung Yu.
Dia menjelaskan NOVOSIS adalah rhBMP-2, yang pertama di Korea Selatan dan kedua di dunia.
Teknologi ini akan sangat membantu untuk fusi tulang belakang dan fraktur ekstremitas atas dan bawah.
"Produk rhBMP-2, protein faktor pertumbuhan yang membantu sel induk dalam tubuh dengan cepat berdiferensiasi menjadi sel tulang, dimasukkan ke dalam bahan keramik untuk penggantian tulang, beber Hyun Seung Yu.
Hyun Seung Yu juga mengatakan Excelos Inject adalah teknologi medis pengganti tulang yang terbuat dari bahan spherical beta-tricalsium phosphate berukuran puluhan mikrometer.
Implan tersebut bisa diisi dengan mencetak di area tulang yang rusak, meningkatkan kemudahan penggunaan, dan perlahan-lahan diserap dari waktu ke waktu. "Kemudian, bisa digantikan oleh tulang baru," Hyun Seung Yu.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia