jpnn.com, JAKARTA - Pertarungan empat pasangan kandidat Pilgub Jabar Juni 2018 diwarnai persaingan yang sangat ketat antara Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum (RINDU) dan Deddy Mizwar –Dedi Mulyadi (Dua DM).
Berdasarkan analisis hasil survei terbaru dari Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) pasangan Rindu unggul dengan elektabilitas 38,0%. Sedangkan Dua DM sebanyak 36,6%.
BACA JUGA: Mbak Puan, Mas Hasto & Bang Ara akan Semangati Massa Hasanah
Siapa yang akan menjadi pemenang, sangat tergantung kemana larinya suara pemilih cair, ragu dan belum menentukan pilihan (soft supporter) sebesar 39%.
Namun, potensi kemenangan tetap ada pada dua pasang, yaitu RINDU dan Dua DM.
BACA JUGA: Persiapan Pilgub Jabar 2018 di Bekasi Sudah 95 Persen
Analisis itu terkait dengan preferensi pemilih dalam Pilkada Jawa Barat 27 Juni 2018 mendatang yang disampaikan kepada pers di Bandung Jabar.
Survei dilakukan pada 7 Juni – 14 Juni 2018 dengan menggunakan metode standard: multi stage random sampling, di mana seluruh pemilih Jawa Barat dipilih secara random dan wawancara tatap muka.
BACA JUGA: Mabes Polri Minta Publik Tak Suuzan ke Iwan Bule
Jumlah responden 440, dengan margin of error sebesar 4.8%. Jika merujuk pada survei LSI Denny JA sebelumnya ( Maret 2018), kedua pasangan ini, RINDU dan Dua DM sama-sama mengalami penurunan.
Sebelumnya, Dua DM unggul tipis dengan 43,2% disusul RINDU dengan 39,3%. Pada survei terbaru ini, RINDU yang juga turun 1,3% mulai menyalip Dua DM yang turun sekitar 6%.
"Dari data yang seperti ini masih sulit untuk dibilang siapa pemenangnya karena keunggulan RINDU masih dalam margin of error 4,8%.Termasuk, dukungan yang tersebar di aneka segmen demografis pun seperti suku, agama, usia, pendidikan, tingkat penghasilan, pemilih partai, masih belum merata pada kandidat tertentu," ujar Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah dalam rilisnya.
Menurutnya, kedua pasangan ini masih sangat mungkin berkejaran saling salip. Hal itu tergantung pada kemampuan dan kecerdasan masing-masing dalam memanfaatkan sisa waktu kurang lebih 6 hari ini untuk merebut lahan tak bertuan (soft supporter) sebesar 39%.
Siapa yang bisa mengambil suara terbanyak dari soft supporter ini, mereka lah pemenangnya. Khususnya, tentu dua pasangan bernomor urut 1 dan 4 ini.
"Sementara, dua pasangan lainnya, Hasanudin-Anton (HASANAH) yang naik menjadi 7,7% dan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (ASYIK) yang juga naik sedikit menjadi 8,2%, cukup sulit untuk bisa menyalip RINDU dan DUA DM dalam waktu yang tinggal 7 hari ini. Kecuali, terjadi tsunami politik atau money politic yang massif. Meskipun, keduanya sama-sama punya tren naik," imbuh Toto.
Kenaikan elektabilitas pasangan ASYIK dan HASANAH, meskipun belum signifikan, disumbang oleh kenaikan wakil masing-masing, yaitu Ahmad Syaikhu dan Anton Charliyan dengan kenaikan skitar 2% sampai 3%.
Sementara, pasangan RINDU yang sekarang memimpin tipis disumbang oleh wakilnya, Uu Ruzhanul Ulum yang mengalami kenaikan baik pengenalan (30% menjadi 37%) maupun elektabilitas personalnya dari 16% menjadi 18,4%.
Terjadi sebaliknya pada Dedi Mulyadi yang semula unggul dan penyumbang terbesar elektabilitas Dua DM mengalami penurunan elektabilitas personalnya dari 38% menjadi 33%.
Meskipun tidak dipotret secara khusus lewat survei kualitatif (FGD), alasanan penurunan Dua DM, khususnya Dedi Mulyadi diduga lebih karena mulai massifnya kampanye hitam (negative campaign) terhadap Dedi.
Namun, Dua DM pada saatnya bisa saja diuntungkan oleh kecendrungan perilaku pemilih di lapis grassroot yang tidak tersentuh kampanye hitam karena terbatasnya akses publik terhadap media dan medsos.
Ditambah juga masyarakat bawah yang belum kenal tiga pasangan lainnya kecuali Deddy Mizwar melalui iklan dan sinetron di TV.
"Sehingga, saat memilih nanti, mereka tahunya hanya Deddy Mizwar, tidak yang lainnya," pungkasnya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TMP Bakal Merahkan Kampanye Akbar Hasanah di Karawang
Redaktur & Reporter : Natalia