Siapa Pelaku Penyerangan Polisi Saat HUT Bhayangkara? Ini Kata Kapolri

Sabtu, 04 Juli 2015 – 10:54 WIB
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Polri memburu pelaku penyerangan anggota Polri pada tiga tempat di Sulawesi Selatan dan Gorontalo di momen HUT ke-69 Bhayangkara, Rabu (1/7) lalu. Aksi penyerangan itu menyebabkan satu polisi gugur dan dua mengalami luka.

"Itu sedang diselidiki," tegas Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, kemarin (3/7).

BACA JUGA: Gembleng Anggotanya, Kwarnas Pramuka Adakan Pelatihan ESQ

Aksi penyerangan pertama terjadi pada 1 Juli 2015 tengah malam. Empat kamar kos anggota Polda Gorontalo dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal. Beruntung keempat anggota polisi itu selamat dari serangan. Tapi kamar kosnya hangus terbakar.

Penyerangan kedua terjadi di rumah pribadi Komandan Satuan Brimob Polda Gorontalo, di Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo. Rumah itu dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal pada Rabu dinihari pukul 02.30 Wita. Akibatnya, kaca jendela bagian depan pecah dan api membakar gorden rumah namun berhasil dipadamkan.

BACA JUGA: Sudahkah Demokrat Mendapat Tawaran Masuk Kabinet?

Penyerangan ketiga dialami lima anggota Shabara Polres Gowa, Sulselbar, yang diserang sekelompok orang tak dikenal saat bertugas di pos penjagaan. Dalam serangan itu Briptu Irfanudin tewas dan dua rekannya luka parah di RS Bhayangkara Makassar. Diduga penyerangan ini terkait dengan aksi balapan liar.

Haiti mengaku belum tahu siapa pelaku penyerangan yang mengakibatkan anggotanya di Goa gugur.

BACA JUGA: Belum Pikirkan Biaya Perawatan

"Belum, sedang diselidiki. Saya belum dapat laporannya kalau itu," kata Haiti.

Begitu juga dengan aksi pelemparan bom molotov di Gorontalo, masih diselidiki.

"Belum ada perkembangannya kalau yang di Gorontalo," katanya.  

Haiti enggan berspekulasi siapa pelaku penyerangan tersebut.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menegaskan, sudah saatnya jajaran kepolisian meningkatkan kepedulian, kepekaan, deteksi dini serta antisipasi agar tidak terus menerus menjadi bulan-bulanan kelompok radikal.

Mabes Polri perlu membuat peta daerah rawan bagi anggotanya, sehingga polsek, polres dan polda di daerah rawan bisa benar-benar melindungi dirinya secara terlatih dan profesional.

"Sebab bagaimana publik bisa percaya dan merasa aman, sementara mereka melihat anggota Polri sendiri tidak mampu mengamankan dirinya sendiri dari serangan para kriminal," katanya, Kamis (2/7).(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Curhatan Korban Selamat Peristiwa Hercules yang Mengaku Sakit Hati, Karena...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler