Siapa Raja Malaysia Selanjutnya? Ini Para Kandidatnya

Selasa, 08 Januari 2019 – 09:29 WIB
Yang Dipertuan Agong Sultan Muhammad V. Foto: EPA

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Kerajaan Malaysia tidak boleh lama-lama membiarkan singgasana Yang Dipertuan Agong kosong. Kemarin, Senin (7/1) enam di antara total sembilan sultan Malaysia berkumpul di Istana Negara.

Mereka menetapkan 24 Januari sebagai hari penunjukan Yang Dipertuan Agong baru. Dia akan menggantikan Sultan Muhammad V yang resmi mengundurkan diri Minggu (6/1).

BACA JUGA: Raja Malaysia Turun Takhta demi Mantan Miss Moscow

"(Pengunduran diri Sultan Muhammad V, Red) sudah sesuai konstitusi. Pemerintah tidak akan ikut campur urusan ini," ujar Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad sebagaimana dilansir The Daily Star.

Sebagai pemimpin tertinggi monarki Malaysia, Yang Dipertuan Agong memang punya hak untuk meletakkan jabatan. Tapi, selama ini tidak pernah ada yang mengundurkan diri sebelum periodenya berakhir. Muhammad V adalah yang pertama.

BACA JUGA: Raja Malaysia Nikahi Mantan Miss Moscow

Selama belum ada pengganti, jabatan Yang Dipertuan Agong dipangku Sultan Nazrin dari Perak. Dia adalah wakil Yang Dipertuan Agong. Dia pula yang mendapat giliran terakhir menggantikan Muhammad V yang ambil cuti dua bulan. Tugas Nazrin usai pada 31 Desember bersamaan dengan berakhirnya masa cuti Muhammad V.

Namun, Muhammad V yang baru pekan lalu kembali ke Malaysia setelah dua bulan cuti memutuskan untuk mundur. Majlis Raja-Raja, kumpulan sembilan sultan Malaysia, pun memerintah Nazrin kembali menggantikan posisi Yang Dipertuan Agong. Mereka punya waktu maksimal empat pekan untuk menunjuk pemimpin baru.

BACA JUGA: Malaysia Banyak Utang, Raja Batalkan Pesta Ulang Tahun

Kemarin, selain Muhammad V, dua sultan yang lain absen dalam pertemuan Majlis Raja-Raja. Mereka adalah Sultah Azlan Shah dari Pahang dan Sultan Sharafuddin Idris Shah dari Selangor.

Channel News Asia menyatakan, sesuai dengan sistem rotasi monarki Malaysia, Azlan seharusnya menjadi Yang Dipertuan Agong berikutnya. Namun, tokoh 88 tahun itu sakit-sakitan.

Urutan berikutnya adalah Sultan Ibrahim Ismail dari Johor. Tapi, dia menolak jabatan tertinggi monarki Malaysia itu sejak 2016. Jika bukan Azlan dan Ibrahim, Nazrin-lah yang berpotensi menjadi Yang Dipertuan Agong. Sebab, dia menempati urutan berikutnya.

"Rakyat Malaysia lebih menghormati kerajaannya daripada sosok rajanya," ujar Oh Ei Sun, peneliti senior pada Singapore Institute of International Affairs. Dia yakin pergantian Yang Dipertuan Agong tidak membawa dampak serius kepada masyarakat.

Pendapat yang sama dipaparkan Azizuddin M. Sani, guru besar School of International Studies (SoIS) Universitas Utara Malaysia, kemarin.

"Sebenarnya peran Yang Dipertuan Agong lebih bersifat seremonial. Setelah tidak lagi menjabat (sebagai Yang Dipertuan Agong), Muhammad V kembali ke Kelantan dan tetap menjadi pemimpin monarki setempat," paparnya lewat pesan elektronik.

Menurut Azizuddin, keputusan mundur itu tidak akan mempengaruhi kehidupan sang sultan maupun masyarakat Malaysia. (bil/c19/hep)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler