jpnn.com - PANGKALAN BUN - Dirops Basarnas Marsma SB Supriyadi menyatakan, posisi ekor pesawat tersebut susah berpindah. Sebab, ekor pesawat itu sudah terbalik dan terjerembap di lumpur. ’’Kemungkinan tergeser arus air sangat kecil,’’ ujarnya di Pangkalan Bun kemarin.
Dugaan kotak hitam masih berada di ekor pesawat juga terdeteksi dari bunyi yang berasal dari underwater locater beacon atau ULB. ’’Tadi pagi penyelam sempat mendengar bunyi, namun suaranya kecil,’’ kata Supriyadi.
BACA JUGA: Penyelam Lihat Kabin AirAsia QZ8501 Berantakan
Dia berharap hari ini Basarnas masih bisa menjalankan operasi bawah air dengan sasaran yang sama.
’’Semoga besok (hari ini) cuaca dan visibility di laut baik. Dengan begitu, kami bisa maksimal melakukan operasi bawah laut seperti slide scan detector, penggunaan ROV, dan kapal selam penelitian,’’ paparnya.
BACA JUGA: Agung Laksono Tetap Minta Ical Sadar
Sementara itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menko Maritim Indroyono Soesilo kemarin mendatangi posko Basarnas untuk membahas rencana pengangkatan ekor maupun badan pesawat.
Ada dua opsi pengangkatan yang disiapkan tim Basarnas. Pertama, menggunakan subsurface vehicle. Alat tersebut memiliki alat bantu berupa ’’balon’’ yang bisa mengangkat benda dengan berat hingga 200 ton. ’’Saat ini alat itu sudah ada di Batam dan siap digerakkan kapan saja,’’ kata Indroyono.
BACA JUGA: Kongres PAN 28 Februari-3 Maret di Bali
Balon tersebut nanti diikat ke ekor pesawat. Setelah itu, balon dikembangkan dengan gas sehingga mampu mengangkat ekor hingga ke permukaan laut.
Skenario kedua menggunakan crane dan kawat sling di kapal untuk menarik ekor pesawat. ’’Mungkin dengan kedalaman hanya 30 meter bisa dengan crane dan sling,’’ paparnya.
Bukan hanya ekor pesawat, Indroyono juga berharap badan pesawat ditemukan agar bisa segera diangkat untuk mendapatkan korban-korban yang masih berada di dalam pesawat.
’’Dengan sejumlah temuan ini, Presiden Joko Widodo meminta KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) segera melaksanakan tugasnya melakukan investigasi penyebab kecelakaan,’’ tegas Indroyono.
Basarnas berharap flight data recorder (FDR) dan voice cockpit recorder (VCR) yang merupakan bagian dari kotak hitam masih utuh dan tidak rusak.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) memprediksi, dalam satu hingga dua hari ini, kondisi cuaca kondusif. Namun, yang justru harus diwaspadai adalah tiga hari mendatang. Gelombang di laut bisa setinggi 3–4 meter dan diikuti hujan lebat. (sep/gun/c5/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Materi yang Disampaikan Agung ke Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi