Siapkan Ndresmo jadi Kampung Santri, Pemkot Benahi Fasilitas Publik di Sidosermo

Selasa, 22 Oktober 2019 – 21:04 WIB
Eri Cahyadi saat pengajian bersama Jamaah Sholawat Nariyah Surabaya. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya menyiapkan kawasan pondok pesantren di Jagir Sidosermo atau yang akrab disebut Ndresmo sebagai Kampung Santri. Penataan kawasan tersebut akan menjadikan lokasi bersejarah dan legendaris itu sebagai rujukan wisata religi.

“Pengembangan Kampung Santri tahun ini masih fokus pada pembenahan infrastruktur dasar, termasuk fasilitas umumnya. Mulai dari pavingisasi, rehab bangunan-bangunan pondok, juga pemugaran makam Assayyid Ali Ashgar Basyaidan. Semuanya alhamdulillah sudah selesai kami lakukan,” kata Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi, Selasa (22/10).

BACA JUGA: Gandeng Google, Pemkot Surabaya Bakal Jadikan Kawasan Bulak Sentra UKM Baru

Selanjutnya, kata Eri, tahun depan pihaknya akan mengonsolidasikan beberapa stake holder untuk menggarap Ndresmo lebih serius. Sebab, potensi pengembangan Ndresmo sejatinya cukup banyak. Acara pengajian seperti salawatan, hingga zikir bersama cukup banyak. Hampir setiap bulan selalu ada kegiatan.

“Jika penataan kegiatannya optimal, semakin banyak masyarakat yang mengikuti pengajian di sini yang akan bisa menggerakkan ekonomi warganya, termasuk para santri juga,” kata Eri yang juga Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) tersebut.

BACA JUGA: Respons Munarman FPI soal Ajakan PKS Masuk Barisan Oposisi


Eri Cahyadi (kiri) bersama Gus Ali di Ndresmo, Surabaya, pada salah satu acara pengajian. Foto: source for JPNN.com

Selain itu, kata Eri, Kampung Santri juga akan berfokus pada potensi pengembangan pondok-pondok. Para santri bisa didorong untuk berdaya secara ekonomi dengan upgrade skill enterpreneurship, leadership, dan management. Tujuannya, para santri-santri lulusan Ndresmo tidak hanya ahli dalam bidang agama, tetapi juga bisa menciptakan lapangan kerja. “Apalagi mereka tinggal di Surabaya yang pertumbuhan investasi dan ekonominya juga sangat bagus. Santri bisa ikut mengambil peran di bidang ekonomi,” katanya.

Pondok-pondok di Ndresmo, kata Eri, juga bisa bekerja sama dengan pondok-pondok pesantren luar Surabaya. Terutama pondok yang punya inovasi dalam pengembangan ekonomi santri. "Beberapa pondok yang saya temui memberdayakan santri di bidang perkebunan cokelat, kopi, bahkan sudah memiliki jaringan penjualan kopi hingga ke daerah-daerah. Ini bisa dikolaborasikan nantinya,” tambahnya.

Sementara itu, salah seorang Kiai Ndresmo, Kyai Haji Mas Ahmad Nasrohuddin, menyatakan bahwa Ndresmo memang sudah layak jadi Kampung Santri. Di samping karena banyaknya santri dan pondok pesantren, keunikan Ndresmo yang berada di tengah kota juga bisa menjadikannya daya tarik.

“Kami sudah mendengar adanya wacana Kampung Santri dari Pemkot. Saya kira ini jadi hal yang positif. Kami dan pemkot akan membahas lebih jauh lagi rencana ini. Alhamdulillah, beberapa pembenahan sudah dilakukan pemkot di Ndresmo. Ini jadi langkah yang baik sebelum membahas lebih jauh lagi soal pembangunan Kampung Santri,” kata Kiai Nasrohuddin.

Hal senada juga diungkapkan KH Agoes Ali Mashuri alias Gus Ali, pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat. “Ide Kampung Santri ini menarik. Apalagi Ndresmo merupakan kawasan yang sangat legendaris. Saya setuju. Saya dukung!” Kata Gus Ali beberapa waktu lalu saat mengisi pengajian di Ndresmo. (*/adk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler