Siapkan Pulau Sekitar Batam jadi Saingan Singapura

Minggu, 27 Mei 2012 – 03:51 WIB

BATAM - Badan Pengusahaan Kawasan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas (BP) Batam bersama dengan Pemko Batam berupaya untuk mengembangkan beberapa pulau sekitar Batam. Pulau Tanjung Sauh misalnya, akan diplot menjadi pelabuhan peti kemas dan kawasan industri.

Sementara Pulau Ngenang yang letaknya tidak jauh dari Tanjung Sauh akan dijadikan kawasan wisata dan juga perumahan penunjang industri. Diharapkan kedua pulau ini akan menjadi investasi berharga bagi Batam.

Direktur Perencanaan Teknik BP Batam, Istono mengatakan kedua pulau yang masuk kecamatan Nongsa tersebut bersamaan diusulkan untuk masuk menjadi kawasan FTZ. "Sudah diusulkan ke pusat dan masih dalam proses. Kita tunggu saja keputusannya. Tetapi yang jelas kedua pulau tersebut akan menjadi investasi penting bagi Kota Batam," katanya seperti dilansir Batam Pos.

Istono mengatakan pengajuan pengembangan kedua pulau ini merupakan kesepakatan antara Pemko Batam dan BP Batam dan rencananya akan dituangkan dalam MOu sehingga tidak ada lagi ribut-ribut seperti dalam proses pengembangan pulau Janda Berhias beberapa saat lalu. Ia berharap semua stake holder bisa bekerja sama untuk pengembangan Kota Batam dan pulau-pulau di sekitarnya.

Pengusulan kawasan FTZ untuk kedua pulau ini bertujuan menarik investor untuk menanamkan modalnya. Ia mengatakan tanpa statusnya sebagai FTZ akan tetap kalah bersaing dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

"Kita meminta kepada pemerintah melalui menteri Perekonomian untuk memberikan status FTZ sehingga para investor bisa tertarik,"kata Istono.

Khusus Pulau Ngenang menurut Istono akan dikembangkan pariwisata, ini untuk menarik dan meningkatkan kunjungan wisata ke Batam. Meski demikin Istono tidak menceritakan konsep pariwisata yang akan dikembangkan di sana, sementara perumahan yang akan dibangun di sana diharapkan akan menunjang kelangsungan perindustrian yang akan dikembangkan di Tanjung Sauh.

Mengenai jumlah invesatasi di Pulau Ngenang, Istono mengaku belum mengetahui berapa investasi yang dibutuhkan untuk membangun pulau tersebut. Tetapi ia berharap dengan statusnya yang nantinya jadi kawasan FTZ akan menarik para investor.

Hal yang sama juga diungkapkan Direktur Pelayanan terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho. Ia  mengatakan saat ini status pelabuhan Tanjung Sauh masih menunggu keputusan dari pusat.

"Kita tunggu saja, itu masih dalam proses. Belum tahu kejelasannya. Dan kita tidak tahu apakah usulan kita itu akan terpenuhi atau tidak,"katanya.

Ketika ditanya mengenai proses pembangunan pelabuhan di Tanjung Sauh, Dwi Joko Wiwoho tidak mau berkomentar. Ia mengaku proses pembangunannya di sana merupakan tanggungjawab PT Pelindo II sebagai pengelola atau investor yang menggelontorkan dana di sana.

Dalam pemberitaan sebelumnya direktur utama PT Pelindo II RJ Lino berharap rencana konstruksi bisa dimulai akhir tahun ini juga, dengan masa pembangunan sekitar tiga tahun.

Pembangunan pelabuhan Tanjung Sauh dibangun untuk melayani aktivitas bongkar muat barang dalam skala internasional. Sehingga Batam bisa bersaing dengan Singapura dan Malaysia yang mendominasi bongkar muat barang di kawasan Selat Malaka.

Sebelumnya Kepala Badan Pengembangan Batam Mustafa Wijaya mengatakan rencana pengusulan penerapan free trade zone di Pelabuhan Tajung Sauh bertujuan untuk meningkatkan daya saing Batam  dengan sejumlah  pelabuhan di luar negeri dan untuk menarik banyak menarik kapal peti kemas yang berlabuh di Batam.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Incar Hari Raya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler