jpnn.com, GRESIK - Masih banyak proyek infrastruktur yang belum tuntas di Kabupaten Gresik. Di antaranya ada lima pembangunan yang pekerjaan fisiknya belum beres.
Salah satunya, proyek trotoar dan drainase Jalan Wahidin Sudirohusodo. Akhir pekan lalu (29/12) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Gresik Gunawan Setijadi melakukan sidak ke proyek yang terletak di depan RSUD Ibnu Sina tersebut. Mengenakan pakaian nondinas, Gunawan mengecek dengan teliti hasil pekerjaan.
Mulai pekerjaan trotoar hingga box culvert. Dia juga sibuk mengukur kedalaman gorong-gorong yang tersambung ke dalam box culvert. ''Saya hanya mengecek hasil pekerjaan. Ada beberapa catatan,'' papar Gunawan.
Salah satu item pekerjaan yang harus diperbaiki adalah bagian trotoar. Trotoar dinilai terlampau rendah dengan aspal jalan raya. Itu membahayakan para pejalan kaki. Pihaknya meminta kontraktor, PT Pusaka Bawean Group, untuk meninggikan trotoar. ''Harus ditinggikan,'' tegasnya.
Di sisi lain, dia memastikan proyek senilai Rp 4,67 miliar tersebut belum tuntas hingga 31 Desember. Jadi molor dari target. Dinas PUTR mempertimbangkan agar kontraktor diberi tambahan waktu. Namun, sanksinya harus didenda. ''Pasti pekerjaan itu tidak selesai,'' ucapnya.
Sebetulnya, proyek trotoar dan drainase di Jalan Wahidin Sudirohusodo punya dua fungsi sekaligus. Yaitu, memperlebar akses pedestrian atau pejalan kaki dan mencegah banjir di kawasan perkotaan. Hingga kemarin, progres pekerjaan mencapai 90 persen.
Selain proyek tersebut, ada sejumlah pekerjaan lain yang pekerjaan fisiknya molor. Di antaranya, proyek beton Jalan KH Syafi'i. Hingga kemarin, progres pekerjaan tergolong minim. Masih 60 persen. ''Terkendala cuaca,'' ujar Lukman, pelaksana proyek PT Dhani Jaya.
Dia berharap dinas PUTR bisa memberikan tambahan waktu pekerjaan. Sebab, proyek senilai Rp 4,46 miliar itu baru dimulai Oktober lalu. ''Mulainya juga lambat,'' tuturnya.
Jalan KH Syafi'i dilebarkan dengan dibeton. Panjang pekerjaan sekitar 665 meter. Dinas PUTR memilih konstruksi beton karena dinilai bisa tahan lebih lama hingga 25 tahun. Saat ini kondisi jalan kabupaten tersebut tak representatif. Badan jalan sempit dengan lebar hanya 4,5-5 meter.
Jalannya pun penuh lubang dan bergelombang. Itu tidak sebanding dengan tingginya volume kendaraan di ruas tersebut. Padahal, ruas itu termasuk vital karena menghubungkan Terminal Bunder dengan Jalan Raya Manyar.
Proyek lain yang juga terancam molor adalah Jalan Morowudi. Hingga kini, progres pekerjaan sudah 90 persen. Jalan Morowudi ditinggikan hingga 45 sentimeter. Kanan-kiri jalan dibuat saluran drainase sedalam 1,10 meter dengan lebar 1 meter. Akses sebagai solusi banjir luapan Kali Lamong.
''Kami akan mengkaji proyek yang diberi tambahan waktu. Konsekusinya adalah denda,'' tambah Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Eddy Pancoro. (mar/c22/dio)
BACA JUGA: Bupati Minta Seluruh Proyek Tuntas Sebelum Akhir Tahun
BACA ARTIKEL LAINNYA... Imbas Peningkatan Jalan, Sukodono Macet Parah
Redaktur : Tim Redaksi