jpnn.com, PANDEGLANG - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berupaya memastikan sumber daya manusia (SDM) yang terjun ke dalam industri turisme di Tanjung Lesung, Banten benar-benar berkualifikasi. Karenanya, kementerian yang dipimpin Arief Yahya itu akan melakukan sertifikasi pada usaha pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
Kini, Tim Tanjung Lesung pada Pokja 10 Destinasi Prioritas Kemenpar sedang menyiapkan program sosialisasi untuk sertifikasi usaha pariwisata. Nantinya, ada lima bidang usaha pariwisata di KEK Tanjung Lesung yang akan disertifikasi. Yakni akomodasi pariwisata, jasa penyedia makanan dan minuman, wisata tirta, jasa pramuwisata, serta agen perjalanan.
BACA JUGA: Kemenpar Boyong Famtrip India ke Jogja Travel Mart dan Bali
Ida Irawati selaku person in charge (PIC) Tanjung Lesung Pokja 10 Destinasi Prioritas Kemenpar mengatakan, program sosialisasi sertifikasi akan digelar pada 23-24 Mei mendatang. “Ini untuk mendukung layanan industri pariwisata di KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, red) Tanjung Lesung dan Ujung Kulon,” ujar Ida.
Menurut Ida, seiring perkembangan amenitas di Tanjung Lesung maka usaha pariwisatanya tidak hanya diarahkan untuk destinasi wisata alam. Sebab, Kemenpar juga mengarahkan destinasi wisata di Kabupaten Pandeglang itu untuk memperkuat diri dalam usaha meetings, incentives, conferences dan exhibitions (MICE).
BACA JUGA: Kemenpar Susun Pedoman Penanganan Krisis Kepariwisataan
Karenanya, Kemenpar akan menggelar pelatihan bidang MICE. “Pesertanya adalah unsur Pemerintah Provinsi Banten, Pemkab Pandeglang, SKPD terkait dan para pelaku industri pariwisata setempat,” sambung Ida.
Lebih lanjut Ida mengatakan, pertumbuhan amenitas di dalam KEK Tanjung Lesung memang menunjukkan progres signifikan. Misalnya, pembangunan Kalicaa Villa fase dua sudah memasuki tahap konstruksi. Selain itu, ada pula pembangunan fase Kampoeng Sawah dan Ladda Beach Village.
BACA JUGA: Tujuh Desa Wisata Terbaik di Indonesia Diganjar Penghargaan
Di Tanjung Lesung juga akan ada yacht club dan dive center. Untuk itu, pengelola KEK Tanjung Lesung sudah menggandeng Tim Percepatan Wisata Bahari Kemenpar dan Banten West Java Tourism Development. “Tujuannya untuk mengoptimalkan konektivitas laut sesuai dengan KSPN Tanjung Lesung- Ujung Kulon dan pulau-pulau kecil sekitarnya,” tutur Ida.
Sedangkan untuk aksesibilitas ke Tanjung Lesung, yang mulai terlihat adalah pembangunan jalan tol Serang-Panimbang. Saat ini sudah ada pematokan row di Kabupaten Serang (80 persen), Kabupaten Lebak (51 persen) dan Kabupaten Pandeglang (5 persen).
Bagaimana dengan rencana pembangunan bandar udara baru di Pandeglang? Ida menjelaskan, Dinas Perhubungan Banten telah menggelar rapat terakhir pada 10 Mei lalu. Rapat itu juga dihadiri unsur pemerintah pusat seperti Bappenas, Kementerian Perhubungan, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Merujuk rencana semula, bandara baru akan dibangung di Panimbang. Namun, belakangan diperlukan review atas feasibility study (studi kelayakan) sehingga lokasi bandara baru pun akan dipindah. “Alternatif lokasi baru di lahan Perhutani,” sebutnya.
Hanya saja, kata Ida, tentu hal itu akan memakan waktu. Terutama terkait feasibility study dan kompensasi bagi Perhutani sesuai undang-undang yang mengatur penggantian tanah negara.
Karenanya, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) memiliki tawaran solusi. “KPPIP telah mengusulkan skema kerja sama sebagai alternatif solusi pembiayaan kepada Pemprov Banten dan Pemkab Pandeglang,” papar Ida.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seribu Satu Alasan untuk Jatuh Cinta pada Dewi Peri
Redaktur : Tim Redaksi