Siberkreasi Sebut 76 Persen Keputusan Konsumen Dipengaruhi Sosmed

Jumat, 17 Maret 2023 – 12:45 WIB
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)  menyelenggarakan Pekan Literasi Digital bersama kelompok masyarakat & komunitas di kota Medan. Foto dok. Kemenkominfo

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)  menyelenggarakan Pekan Literasi Digital bersama kelompok masyarakat & komunitas di kota Medan. 

Kegiatan yang diselenggarakan bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi pada 9 Maret di Hall Kampus 5 Universitas Prima Indonesia, Kota Medan ini dikuti 1.000 orang secara luring dan daring.

BACA JUGA: Ultra Milk dan Tulus Ajak Konsumen Menemukan Rasa Diri

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Medan Arrahmaan Pane mengatakan bahwa 82 persen masyarakat sudah menggunakan Internet sehingga literasi digital sangat dibutuhkan agar masyarakat lebih bijaksana dalam berinternet. 

"Harapannya bisa melek digital dan tidak terjebak dengan hoaks di medsos. Jadi, harus bijak-bijak menggunakan kata-kata dan berpikirlah sebelum mengunggah sesuatu di internet,” ucap Arrahmaan dalam keterangannya dikutip Jumat (17/3).

BACA JUGA: Program SOBER Federal Oil Berakhir, 2 Konsumen Setia Bawa Pulang Xmax

Pemanfaatan teknologi digital juga sudah dilakukan di lingkungan Pemkot Medan. Arrahmaan menyatakan bahwa Pemkot Medan sudah menerapkan tanda tangan elektronik sehingga urusan surat-menyurat sudah bisa diselesaikan di mana saja dan kapan saja.

Dewan Pengarah Siberkreasi Yosi Mokalu menjelaskan bahwa masyarakat harus berhati-hati saat beraktivitas di dunia maya, hal ini dikarenakan setiap hal yang diposting di Internet akan menjadi jejak digital.

BACA JUGA: Penuhi Kebutuhan Konsumen, Chery Resmikan Dealer 3S di Serpong

 “Jadi, ketika di masa depan berkolaborasi dengan banyak pihak dan mereka menanyakan (tentang) sosmed kita, kita bisa bangga menunjukkan jejak digital kita yang positif,” jelas Yosi.

Ketua Komite Edukasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Silmi Novita Nurman memaparkan bahwa hoaks adalah sebuah tipuan dan kebohongan yang menyamar sebagai kebenaran sehingga kemampuan mengelola informasi yang baik itu sangat penting dimiliki oleh masyarakat. 

“Perlu kemampuan membedakan informasi, mana yang hoaks dan mana yang fakta agar kita tidak jadi penyebar hoaks dan bisa ciptakan ruang aman di dunia digital," papar Silmi.

Dalam sesi ini, Silmi juga mengajarkan peserta cara-cara menghindari hoaks dengan bantuan tools-tools gratis yang tersedia di Internet di antaranya turnbackhoax.id untuk cek berita-berita hoaks, Chat Box Whatsapp “KALIMASADA” untuk cek fakta melalui aplikasi Whatsapp.

Reverse Image search menggunakan Google Lens untuk mencari sumber pertama sebuah gambar, dan Cek Lokasi menggunakan Google Maps.

Sementara itu, Kreator Konten sekaligus Wakil Ketua Umum Siberkreasi, Edho Zell. Edho mengatakan 76o persen keputusan konsumen itu dipengaruhi oleh sosial media. Medsos memiliki kekuatannya sendiri-sendiri, tetapi ada satu media sosial yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan pemasaran dan penjualan.

 “Tools yang sangat powerfull di tahun 2023 adalah TikTok. Tiktok sudah di-download sebanyak 489 juta kali dan Indonesia itu negara dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak kedua setelah Amerika Serikat dan punya traffic yang sangat tinggi”, terang Edho.

TikTok sendiri memiliki satu fitur yaitu Live Shopping di mana pengguna bisa melakukan aktivitas penjualan, tetapi disaksikan oleh pengguna lainnya secara langsung atau real time. Traffic yang ada di TikTok sangat tinggi dan memungkinkan untuk aktivitas live shopping bisa disaksikan oleh orang banyak.

"Ayo sama-sama menggunakan teknologi atau platform yang sedang berkembang ini untuk memajukan UMKM Indonesia,” tutup Edho. (esy/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler