Sikap Menag jadi Rujukan Polri

Jumat, 25 Mei 2012 – 07:42 WIB
Lady Gaga. Foto: www.celebritywallpaper.co

JAKARTA - Para penggemar Lady Gaga terancam tak bisa bertemu sang Mother Monster. Konser diva Amerika Serikat (AS) itu terancam batal. Kendati izin dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) dan Direktorat Jenderal Imigrasi sudah aman, Mabes Polri menegaskan bahwa penyelenggaraan harus mendapat persetujuan dari Kementerian Agama. Izin tersebut tak bisa ditawar lagi.

"Izin itu satu kesatuan. Tidak ada izin dari sejumlah pihak membuat pihak yang lain dianggap tidak perlu," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta kemarin (24/5).

Boy mengakui, pihak penyelenggara konser Born This Way Ball itu sudah mengantongi sejumlah administrasi perizinan. Di antaranya dari Ditjen Imigrasi, Kemenakertrans, tempat penyelenggara, dan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Namun, itu masih belum cukup karena Kemenag belum memberi lampu hijau.

Boy juga enggan menanggapi spekulasi terkait pemindahan lokasi konser. Menurut dia, kendati lokasi dipindah pun, izin konser superstar bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta itu masih bermasalah. "Kalau relokasi belum bisa dikomentari. Realitasnya, proses kelengkapan formal izin keramaian belum dipenuhi sampai hari ini," katanya.

Karena itu, imbuh Boy, Mabes Polri belum bisa menyatakan bahwa konser selebriti dengan julukan Mother Monster itu sudah sesuai dengan persyaratan. Apalagi pihaknya masih harus mendapat masukan dari organisasi masyarakat lainnya. "Kami tidak bisa mengatakan bahwa izin siapa yang paling berbobot. Yang jelas, semua pihak harus bisa memberi izin baru bisa dianggap persyaratan terpenuhi," katanya.

Boy mengatakan, semua pihak yang terkait dengan konser tersebut harus menyatakan persetujuannya. Satu saja pihak menyatakan tidak setuju, izin tidak bisa diberikan. Dia juga menegaskan bahwa jika dalam waktu tujuh hari izin tersebut belum didapatkan, pihaknya tidak bisa memberikan persetujuan terkait izin keramaian. Pasalnya, maksimal paling lambat pengajuan izin keramaian adalah tujuh hari sebelum pelaksanaan kegiatan.

Perwira dengan tiga mawar di pundak itu mengakui kebijakan tersebut tidak populis. Itu benar-benar bertentangan dengan tuntutan para Little Monster"sebutan bagi penggemar Lady Gaga. Namun, Boy bersikeras bahwa sikap tersebut sudah sesuai dengan aturan hukum di Indonesia.

"Apapun mengenai izin keramaian memang tidak menyenangkan semua pihak. Jadi apapun yang ditempuh, mari kita hormati proses hukum, karena negara kita negara hukum," tegasnya.

Sikap Mabes Polri sangat bertentangan dengan Kemenakertrans dan Ditjen Imigrasi. Dua lembaga tersebut menyatakan tidak ada masalah dengan Lady Gaga. Bahkan, Kemenakertrans menjanjikan izin kerja penyanyi Bad Romance itu bakal rampung kurang dari tiga hari sejak pengajuan. "Sistemnya sekarang sudah online. Sehari paling sudah selesai," kata Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Reyna Usman.

Begitu pula Ditjen Imigrasi. Mereka menyatakan bahwa visa Lady Gaga tidak ada masalah dan sudah disetujui sejak sebulan lalu. "Tidak ada alasan bagi kami untuk menolak visa. Dia tidak dicekal. Di Indonesia juga sudah ada penjamin atau sponsor yang siap bertanggungjawab. Kenapa harus ditolak," kata Juru Bicara Ditjen Imigrasi Maryoto Sumadi.

Di bagian lain, pihak promotor terus berupaya berkompromi terkait tudingan bahwa pakaian Lady Gaga vulgar. Salah satunya mengenai penampilan dan busana panggung yang digunakan. Pihak Big Daddy Entertainment telah menyiapkan kostum panggung yang terbuat dari bahan batik. Pihaknya bekerjasama dengan Lasalle College telah mengadakan kompetisi yang diikuti oleh para siswa sekolah desain tersebut. Mereka diminta untuk merancang busana untuk Lady Gaga.

"Desain yang masuk nominasi akan kami ajukan ke manajemen Lady Gaga untuk dapat dikenakan saat tampil di Jakarta. Tapi sampai sekarang kami belum dapat konfirmasi apakah Gaga berkenan mengenakan desain hasil kompetisi tersebut atau tidak. Kalau pun tidak dipakai ya buat oleh-oleh," kata Arif Ramadhoni, media relation Big Daddy Entertainment kemarin (24/5).

Fashion Design Program Coordinator Lasalle College Audrey Sillem membenarkan hal tersebut. Bahkan karya-karya siswanya sudah ditampilkan dalam Lasalle College graduation show Legacy pada 13 April 2012 lalu di The Hall, Senayan City. "Baju-baju tersebut terbuat dari baeragam batik. Ada batik garut, batik pekalongan, batik cirebon, kain ikat dan tenun, kain makassar dan lain lain," katanya. (aga/jan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Langsung Lemes Lihat Pemain Bola


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler