Siloam ASRI Hadirkan RIRS Penghancur Batu Ginjal Jadi Debu

Rabu, 05 Juni 2024 – 18:58 WIB
dr. Grace Frelita Indradjaja, M.M, Medical Managing Director Siloam Hospitals Group. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di berbagai negara termasuk di Indonesia.

Menurut Kementerian Kesehatan penderita penyakit ginjal di Indonesia mencapai lebih dari 700 ribu orang di tahun 2020 lalu.

BACA JUGA: Hancurkan Batu Ginjal dengan Mengonsumsi 4 Herbal Alami Ini

Pada 2023 terdapat 1,5 juta penderita gagal ginjal yang menelan biaya Rp. 2,92 triliun. Apabila tidak terkontrol akan meningkatkan biaya setiap tahunnya karena meningkatnya jumlah penderita. 

Terkait hal itu Siloam Hospitals ASRI melakukan edukasi layanan unggulan di bidang urologi menggunakan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) untuk mengatasi kasus batu ginjal yang sulit seperti batu ginjal dengan ukuran besar, batu yang terlalu keras dan yang sulit dijangkau tanpa operasi. 

BACA JUGA: Ini Penyebab Parto Patrio Kembali Jalani Operasi Batu Ginjal

"Metode RIRS menjadi salah satu inovasi yang memberikan keuntungan khususnya bagi pasien, karena prosedurnya lebih cepat, tidak meninggalkan bekas luka, pemulihan lebih cepat, minim rasa nyeri, dan risiko infeksi lebih rendah dibanding metode bedah terbuka," kata dr. Grace Frelita Indradjaja, M.M., Medical Managing Director Siloam Hospitals Group, di Hotel Arya Duta Jakarta, Rabu (5/6).

RIRS juga memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi karena dapat mengakses langsung ke ginjal dan menghancurkan batu ginjal menjadi fragmen-fragmen kecil, berbentuk seperti pasir hingga debu.

BACA JUGA: Begini Perasaan Parto Patrio Menjelang Operasi Batu Ginjal Ketiga

"Hadirnya layanan RIRS Ini bagian dari komitmen untuk menyediakan layanan kesehatan berkualitas internasional di Indonesia,” ucapnya.

Siloam Hospitals Group telah mengoperasikan beberapa rumah sakit terbaik di Indonesia, seperti pusat kanker terlengkap yakni MRCCC di Jakarta Selatan dan pusat neurosains pertama di Indonesia di Siloam Lippo Village Tangerang. Siloam juga memiliki pusat keunggulan di bidang prosedur transplantasi ginjal di Siloam Hospitals ASRI dan menjadi rumah sakit swasta pertama yang mendapatkan lisensi dari Kementerian Kesehatan sebagai salah satu pusat transplantasi ginjal di Indonesia.

Dengan keunggulan layanan transplantasi ginjal, Siloam Hospitals ASRI memiliki sistem Hub & Spoke, di mana Siloam Hospitals ASRI menjadi pusat rujukan (Hub) bagi unit rumah sakit lainnya (Spoke). 

"Dalam penanganan pasien tranplantasi ginjal, kami berpegang teguh pada kerja sama tim multidisiplin, berkerjasama dengan spesialis di bidang lain dalam proses advokasi, persiapan operasi hingga pasca operasi," lanjutnya.

Hingga saat ini Siloam Hospitals ASRI telah melakukan lebih dari 360 transplantasi ginjal dengan tingkat kelangsungan hidup 1 tahun (one year survival rate) sebesar 97.4% dan tingkat keberhasilan graft 1 tahun (one year graft survival rate) sebesar 99.1%, data per akhir Mei 2024. Hasil ini sudah mencapai benchmark dari ERA (European Renal Association) 2020. 

"Kualitas hidup pasien pasca tindakan juga dijaga dengan baik, dengan adanya layanan rehabilitasi medik yang komprehensif di unit pelayanan ginjal, serta layanan homecare,” jelasnya.

Ditambahkannya, ada berbagai tantangan dalam pelayanan transplantasi ginjal di Indonesia, antara lain belum ada sistem pencarian donor, kurangnya tenaga ahli di bidang transplantasi, serta belum adanya regulasi tentang donor jenazah (cadaver donor). 

"Kami berupaya meningkatkan pelayanan transplantasi dengan mengembangkan Patient Registry yang diperuntukkan khusus pada pasien transplantasi ginjal, yakni Kidney Transplant Registry yang akan diluncurkan di Siloam ASRI pada kuartal kedua 2024 ini," imbuhnya. 

Selain itu, juga menambah fasilitas dengan memperluas gedung, serta melengkapinya dengan alat medis diagnostik dan terapeutik terkini, seperti pemeriksaan HLA typing (Human Leukocyte Antigen), Robotic Transperineal Biopsy dan Laser Thulium.”

“Selain transplantasi ginjal, Siloam ASRI dikenal luas akan layanan Endourology untuk penyakit batu ginjal," ungkapnya.

Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K, Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI menyatakan, penderita batu ginjal sering kali tidak merasakan adanya gejala atau keluhan. Seseorang akan berisiko lebih tinggi terkena batu ginjal jika salah satu anggota  keluarga pernah menderita batu ginjal.

"Oleh sebab itu, tanpa disadari batu ginjal bisa menjadi besar," ujarnya.

Beberapa gejala yang sering dirasakan oleh penderita batu ginjal yaitu nyeri pinggang yang hilang timbul meskipun tidak melakukan gerakan berlebih, kencing berwarna kemerahan atau kencing darah, kencing keruh berpasir atau keluar batu kecil, dan bila terjadi infeksi akan menyebabkan demam serta nyeri saat berkemih.”

 ”Faktor risiko lainnya yaitu dehidrasi atau tubuh kurang cairan, apalagi bagi orang yang tinggal di iklim hangat dan kering sehingga mereka cenderung berkeringat dan malah banyak mengeluarkan cairan," tambahnya.

Mengonsumsi makanan yang tingkat protein, natrium (garam) dan gula berlebihan dapat meningkatkan risiko beberapa jenis batu ginjal.

Berikutnya, mereka yang obesitas, memiliki penyakit pencernaan, pernah melakukan prosedur pembedahan sebelumnya, atau kondisi medis lain seperti asidosis tubulus ginjal, sistinuria, hiperparatiroidisme, dan infeksi saluran kemih berulang, sering mengonsumsi suplemen dan obat-obatan tertentu, juga memperbesar risiko terjadinya batu ginjal ini. (esy/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler