jpnn.com, JAKARTA - Eks pelatih Timnas Indonesia Simon McMenemy mulai mengkritik dan menyebut Pelatih Vietnam Park Hang Seo lebih beruntung dari dirinya saat menangani Timnas.
Menurut Simon, pembinaan di Vietnam lebih terorganisir dibandingkan dengan Indonesia.
BACA JUGA: Keputusan Resmi PSSI soal Nasib Simon McMenemy
"Saya pikir Park Hang Seo beruntung karena mewarisi sistem terorganisir dan pemain muda yang baik, dengan dukungan Direktur Teknis. Dia beruntung memiliki banyak pemain bagus dan hasil menunjukan bahwa dia melakukan dengan baik," kata Simon McMenemy dilansir media Vietnam, thethao247.vn.
Ini artinya, Simon menganggap bahwa pemain Indonesia tak sebaik Vietnam. Karena itu, dia gagal total saat melatih Skuad Garuda. Memang, di tangan Simon, Indonesia hanya bisa menang dua kali, itupun melawan tim yang memang di bawah Indonesia.
BACA JUGA: Iwan Bule Pastikan Simon McMenemy Diganti, nih Calon Kuat Penggantinya
Mengalahkan Myanmar 2-0, kemudian Vanuatu 6-0, tetapi, laga itu statusnya hanya uji coba. Sementara satu uji coba lainnya, Indonesia malah kalah 1-4 dari Jordania. Kemudian, kualitas Simon terlihat di kualifikasi Piala Dunia 2022, polesannya jauh dari kata bagus.
Indonesia malah kalah dari Malaysia 2-3, Thailand 0-3, kemudian Uni Emirat Arab (0-5), dan Vietnam (1-3). Parahnya, dua kekalahan awal didapatkan saat main di Indonesia, sehingga benar-benar terlihat dia tak mampu menangani Timnas Indonesia.
Meski demikian, Simon menegaskan bahwa Indonesia harusnya melihat cara Vietnam mengembangkan sepak bola usia mudanya. Sebab, di Indonesia menurutnya masih kalah dengan Vietnam.
"Saya suka cara orang Vietnam terhadap sepak bola. Mereka tidak menyombongkan diri bahwa sepak bola Vietnam itu hebat atau turnamen bagus atau apa pun. Mereka lebih realistis. Mereka mengirim pemain ke luar negeri untuk berlatih dan bersaing. Jika Indonesia membawa pemain muda untuk mengecap pengalaman di luar negeri, tim nasional juga lebih kuat. Tetapi federasi (PSSI, red) tidak melakukannya," kritik Simon. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad