Simon McMenemy, Please Satu Gelar Saja..

Jumat, 21 Desember 2018 – 13:42 WIB
Simon McMenemy. Foto: espn

jpnn.com, JAKARTA - Bukan kejutan, PSSI akhirnya menunjuk Simon McMenemy sebagai pelatih Timnas Indonesia menggantikan Bima Sakti.

Pria yang mengarsiteki Bhayangkara FC itu menjadi salah satu sosok yang beberapa kali disebut dalam setiap rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI beberapa pekan terakhir.

BACA JUGA: Simon McMenemy Resmi Tangani Timnas Indonesia

Alasannya, prestasi pelatih 41 tahun itu cukup baik. Selain pernah mengantarkan timnas Filipina menembus semifinal Piala AFF (2010), McMenemy sudah mengerti kultur sepak bola Indonesia. Pria kelahiran Aberdeen, Skotlandia, tersebut malang melintang di Liga 1 sejak 2011. Prestasi terbaiknya adalah membawa Bhayangkara FC menjadi juara Liga 1 2017.

McMenemy bakal memikul tugas berat. Dia diminta mampu memberikan gelar juara untuk Merah Putih. Masalahnya, Indonesia sudah lama sekali miskin prestasi. Timnas kali terakhir menjadi juara ketika pelatih legendaris dari Rusia Anatoli Polosin memberikan emas SEA Games 1991.

BACA JUGA: 4 Pelatih Asing Calon Nakhoda Anyar Bali United

Lalu, bisakah McMenemy melakukannya? Manajer Bhayangkara FC AKBP Sumardji yakin bahwa mantan pelatihnya itu mampu. Kerja keras membuat The Guardian –julukan Bhayangkara FC– menjadi salah satu tim terkuat di Indonesia. ”Dia sangat profesional. Dia juga bisa melihat talenta seorang pemain, bahkan sangat percaya kepada pemain muda,” tutur Sumardji.

Dia menambahkan, bersama McMenemy, timnas akan melangkah jauh lebih baik. Sebab, mantan pelatih Mitra Kukar itu juga mengerti pemain-pemain bertalenta di Indonesia dari pengalaman selama tujuh tahun berkarir di sepak bola nasional. "Kami mendukung sekali. Walaupun merasa kehilangan, Bhayangkara FC mendukung penuh Simon menjadi pelatih timnas,” paparnya.

BACA JUGA: Reaksi Teddy Soal Rumor Simon McMenemy Jadi Pelatih Persib

Kontrak McMenemy habis pada akhir Desember 2018. Artinya, Sumardji tidak berkeberatan jika pelatihnya itu diambil PSSI. ”Satu yang saya pesankan kepada PSSI, apresiasi dengan baik, jangan seperti yang sudah-sudah,” katanya.

Pesan itu juga yang menjadi ketakutan jutaan pencinta sepak bola nasional. PSSI selama ini dikenal ”tidak ramah” kepada pelatih asing. Administrasinya sering ruwet sehingga berujung pada masalah-masalah sepele yang tidak profesional. Mulai tunggakan gaji hingga pemutusan kontrak secara sepihak dengan cara yang terkesan semena-mena.

Sejauh ini, citra buruk PSSI memang selalu membuat pelatih asing pikir-pikir untuk menukangi timnas. Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono bahkan menyebut PSSI memang masih punya utang. Sampai detik ini, PSSI masih menunggak utang sekitar Rp 30 miliar kepada beberapa pihak.

Parahnya, di antara utang itu, terselip nama Pieter Huistra. Pria dari Belanda tersebut menjadi direktur teknik timnas pada 2015. Sampai saat ini, induk sepak bola nasional itu masih punya tanggungan kepada Huistra. ”Ya, utang itu termasuk kepada Pak La Nyalla (Mattalitti) dan technical consultant FIFA. Terkait pembayarannya akan kami putuskan pada kongres tahunan Januari mendatang,” kata Jokdri –panggilannya.

Masalah paling baru adalah persoalan PSSI dengan Luis Milla. Pelatih dari Spanyol itu membesut timnas sejak 2017. Namun, dia memutuskan untuk hengkang dan enggan melatih timnas lagi karena PSSI menjalankan administrasi dengan buruk.

Gaji Milla sempat tertunggak tiga bulan meski pada akhirnya telah dilunasi. Itu belum termasuk program kepelatihannya yang sering ditolak PSSI. Mulai pemilihan lokasi training camp hingga lawan-lawan latih tanding menjelang timnas mengikuti sebuah turnamen.

Milla sempat mau kembali. Bahkan, sempat ada tanda tangan kontrak. Namun, pada akhirnya, dia pergi. Seorang sumber Jawa Pos menyebut Milla pergi karena PSSI enggan membayar tunggakan gajinya dan tidak mau memenuhi permintaannya selama menjadi pelatih timnas.

Kondisi itu tentu sangat tidak ideal bagi McMenemy. Apalagi, pria yang baru memulai karir kepelatihannya pada 2009 tersebut dikenal sangat profesional. Sumber Jawa Pos mengklaim bahwa McMenemy adalah satu-satunya pelatih di Indonesia yang tidak merangkap jabatan sebagai ”agen pemain”.

Artinya, pemain yang McMenemy inginkan sesuai kebutuhan tim. Juga, berdasar kinerja yang dia lihat selama seleksi dan latihan. Eks pelatih Pelita Bandung Raya itu juga tidak punya ”gerbong”. Dia selalu sendiri dan tidak memiliki asisten. ’’Dia itu orangnya profesional. Ya seperti pelatih asal Inggris Raya, bekerja sesuai dengan pakemnya. Di luar itu, dia tidak mau mengurusi,’’ ungkap sumber tersebut.

Di Bhayangkara FC, semua yang dia inginkan dipenuhi. Mulai training camp sampai harapan punya stadion sendiri. Gajinya juga lancar. Pertanyaannya, sanggupkah McMenemy bekerja andai PSSI telat membayar gajinya? Bisakah PSSI menjamin kinerja McMenemy tak menurun? Mendapatkan pertanyaan itu, Jokdri enggan berkomentar banyak. ’’Dijamin Jawa Pos nanti,’’ katanya, lantas tersenyum.

McMenemy dikontrak selama dua tahun. Artinya, turnamen yang menjadi golnya adalah Piala AFF 2020. PSSI berharap McMenemy mampu memberikan gelar juara untuk kali pertama dalam sejarah timnas. ”Tahun ini kan ada kualifikasi Piala Asia. Dia memulai di situ, lanjut ke Piala AFF dua tahun lagi,” papar Jokdri. (rid/c11/nur)

Belum Ada Pelatih Asing Timnas Indonesia yang Menyaingi Anatoli Polosin:
1991–1993: 
Ivan Toplak (Yugoslavia), Prestasi: -
1993–1995: Romano Matte (Italia), Prestasi: -
1996–1997: Henk Wullems (Belanda), Prestasi: Lolos ke Piala AFC 1996, Perak SEA Games 1997
1999: Bernhard Schumm (Jerman), Prestasi: -
2002–2004 dan 2007: Ivan Kolev (Bulgaria), Prestasi: Runner-up Piala AFF 2002
2004–2007: Peter Withe (Inggris), Prestasi: Runner-up Piala AFF 2007
2010–2011, 2013–2014, 2016: Alfred Riedl (Austria), Prestasi: Runner-up Piala AFF 2010, Runner-up Piala AFF 2016
2011–2012: Wim Rijsbergen (Belanda), Prestasi: -
2013: Luis Manuel Blanco (Argentina), Prestasi: -
2013: Jacksen F. Tiago (Brasil), Prestasi: -
2015: Pieter Huistra (Belanda), Prestasi: -
2017–2018: Luis Milla (Spanyol), Prestasi: Lolos ke babak 8 besar Asian Games 2018

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alasan Pelatih Bhayangkara FC Ngebet Nakhodai Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler