jpnn.com - SINGAPURA - Hampir lima tahun sudah Simon Santoso menanti kemenangan atas Lee Chong Wei. Selepas superseries Japan Open 2009, pebulu tangkis berusia 28 tahun tersebut selalu saja mentok di tangan Chong Wei.
Penantian itu akan kembali diuji ketika keduanya bersua untuk ke-11 kalinya dalam final Superseries Singapore Open 2014 hari ini.
BACA JUGA: Pantau hingga Sepuluh Muka Baru
Di atas kertas, Chong Wei diprediksi mampu meneruskan rekor tidak terkalahkannya atas Simon selama ini. Namun, terlepas dari rekor pertemuan, Simon pasti tidak mau kejutan di Singapore Indoor yang dia bangun sejak babak kualifikasi hingga semifinal Sabtu (12/4) harus berakhir dengan tanpa gelar.
Simon tidak asal saja mematok prestasi maksimal dalam kejuaraan ini. Bagaimana pun juga, apa yang dia dapatkan dalam final besok bisa berpengaruh dengan prestasinya. Terutama di dalam daftar peringkat BWF.
BACA JUGA: Dortmund Permalukan Bayern Munchen di Allianz Arena
"Target saya di tahun ini adalah menembus di peringkat 10 Besar dunia," ujarnya seperti yang dirilis di situs resmi PP PBSI.
Saat ini, pebulu tangkis kelahiran Tegal tersebut masih tercecer di peringkat ke-52 BWF. Masih kalah jauh jika dibandingkan dengan pebulu tangkis tunggal Indonesia lainnya seperti Tommy Sugiarto yang berada di peringkat ketiga dan Dionysius Hayom Rumbaka di peringkat ke-20. Perbaikan dari sisi peringkat itu dia kejar demi target menuju ke tim inti Piala Thomas.
BACA JUGA: Lawan Persib Bandung, Pembuktian TC Arema
Memang, sejauh ini PBSI belum menentukan siapa saja yang masuk dalam tim inti untuk ajang Thomas-Uber Cup di New Delhi, 18-25 Mei mendatang. Hanya, nama Simon sudah dimasukkan di dalam skuad bayangan. Hasil dalam Singapore Open ini disebut-sebut menjadi salah satu poin dalam menentukan tim inti.
Sekalipun punya peringkat yang jauh dari Tommy atau Hayom, PBSI belum menganggap kedua tunggal putra Indonesia itu punya peluang lebih besar. Semua pebulu tangkis yang masuk dalam tim bayangan punya peluang sama besarnya.
"Begitu juga dengan bagaimana peluang Simon," sebut Kasub Humas dan Sosial Media PBSI, Yuni Kartika kepada Jawa Pos.
Dengan tidak menyebutkan seberapa besar persentase lolosnya Simon ke dalam tim inti Piala Thomas, hasil di Singapore Open ini bisa menjadi pertimbangan bagi PBSI untuk menentukan layak atau tidaknya memasukkan Simon.
"Hanya, prestasi Simon yang semakin baik ini pasti menjadi nilai tambah," lanjutnya.
Pada semifinal, Simon menundukkan unggulan kelima asal Tiongkok, Du Pengyu lewat rubber game. Simon menang 16-21, 21-17, 21-17. Sementara, langkah Chong Wei melenggang ke final lebih mudah setelah menekuk Srikanth Kidambi asal India dua set langsung, 21-19 21-18.
Lolosnya Simon ini juga diikuti dengan terjadinya all Indonesia Final di sektor ganda campuran. Pasangan emas Indonesia, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir berjumpa dengan sesama wakil dari Indonesia, Riky Widianto/Richi Puspita Dili. Ini menjadi pertemuan perdana kedua pasangan ini di pertandingan internasional.
Owi/Butet menekuk pasangan non unggulan Tiongkok, Liu Cheng/Bao Yixin. Walaupun punya level yang lebih tinggi, Owi/Butet harus menanti sampai game ketiga untuk menentukan tiket ke finalnya. Mereka unggul dengan angka 17-21, 21-11, 21-19. Kemudian Riky/Richi menghadang unggulan ketiga Ko Sung-hyun/Kim Ha-na dengan 20-22, 21-17, 21-16.(ren/ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Barcelona Terbenam di Kandang Granada
Redaktur : Tim Redaksi