JAKARTA - Luasnya areal pesisir Indonesia dimanfaatkan oleh sindikat narkoba internasional. Sindikat narkoba yang berpusat di Malaysia, menggunakan pesisir Aceh sebagai pintu untuk memasukkan narkotika berbagai jenis ke Indonesia.
‘’Mereka menggunakan perahu-perahu kecil dimasukan dari semenanjung barat Malaysia ke wilayah Aceh. Kemudian dari Aceh menggunakan bus ke Padang, kemudian Pekanbaru dan Lampung, setelah itu ke Jakarta,’’ ujar Kadiv Humas Polri Irjen (pol) Saud Usman Nasution di Mabes Polri Jakarta, Kamis (2/1).
Hal ini dijelaskan Saud, menyusul terungkapnya sindikat perdagangan narkotika internasional yang tertangkap di Jakarta akhir Januari lalu. ‘’Jadi mereka modusnya lewat jalan darat. Kalau yang lalu kan modusnya dari kapal Sirimawi dari Batam,’’ imbuhnya.
Sebelumnya lebih dari delapan tersangka ditangkap polisi di kawasan Mangga Dua dan Ancol, Jakarta Utara akhir bulan lalu. Mereka diyakini sebagai bagian dari sindikat perdagangan narkoba internasional yang dikendalikan oleh sekelompok bandar dari Malaysia.
Dari penangkapan itu polisi menyita 55 kilogram shabu, 50 ribu butir ekstasi an 30 ribu butir happy five. Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui barang-barang haram itu berasal dari berbagai negara. Untuk shabu berasal dari Iran, sedangkan ekstasi dari Belanda dan happy five dari China. Barang haram ini dikirim ke Malaysia terlebih dulu sebelum didistribusikan ke Indonesia.
‘’Jadi inilah problem utama kita dalam menanggulangi narkoba, pengawasan kita terhadap pantai kita yang luas. Ini pun tanpa informasi dari masyarakat, dari jaringan yang kita tangkap setiap saat, kita tidak bisa mengikutinya,’’ pungkasnya.(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laskar Anti Korupsi Pejuang 45 Demo di Kediaman Anas
Redaktur : Tim Redaksi