jpnn.com, FRANKFURT - Setelah 14 bulan melakukan investigasi, tim gabungan kepolisian, jaksa, dan petugas pajak Jerman sukses membongkar sindikat prostitusi ilegal, Selasa (18/4). Sindikat tersebut mempekerjakan wanita dan ladyboy asal Thailand.
Razia antiprostitusi dan perdagangan manusia terbesar sepanjang sejarah Jerman tersebut melibatkan 1.500 personel dan berlangsung di tiga kota.
BACA JUGA: Beras Impor dari Thailand Stabilkan Harga di Indonesia
Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer menyambut baik keberhasilan razia tersebut. Tidak hanya menangkap para pelaku kejahatan, menurut dia, aparat juga telah membebaskan para korban penyelundupan manusia.
”Hari ini segala perilaku biadab dan eksploitasi seksual berskala nasional tersebut berhasil kami akhiri,” ungkapnya dalam jumpa pers seperti dilansir Reuters.
BACA JUGA: Karaoke Plus-plus Digerebek, Ini Penampakan Pemandu Lagunya
Sejak 2002 Jerman melegalkan prostitusi. Namun, ada aturan ketat tentang bisnis tersebut. Belakangan, pemerintahan Kanselir Angela Merkel menertibkan rumah-rumah bordil yang tidak taat aturan.
Termasuk yang tidak membayar pajak atau mempekerjakan anak di bawah umur dan yang tidak punya surat izin. Ya, di Jerman pelacur pun harus punya dokumen resmi yang menjelaskan profesinya.
BACA JUGA: Robby Abbas Kini Sudah Lebih Tenang
Nah, sindikat prostitusi yang dikelola seorang perempuan Thailand dan pasangan Jerman-nya itu melanggar aturan pemerintah. Karena itulah, bisnis mereka dianggap ilegal. Namun, untuk membuktikan seluruh dugaan itu, polisi butuh waktu lebih dari setahun.
Mulai Februari 2017, aparat menerima laporan tentang prostitusi atau pijat mesum yang melibatkan pelacur asal Thailand. Sejauh ini, ada sekitar 100 laporan yang masuk.
Uniknya, para pekerja seks komersial yang terlibat dalam jaringan tersebut bukan hanya perempuan. Tapi, juga para transeksual atau yang beken dengan sebutan Ladyboy di Thailand. Yakni, laki-laki yang berkepribadian seperti perempuan dan telah menjalani operasi kelamin.
Kemarin, menurut BBC, tim gabungan berhasil mengamankan sekitar 100 orang dalam razia di 62 lokasi. Sebagian besar razia terjadi di rumah bordil. Tapi, ada juga penangkapan yang terjadi di perkantoran dan rumah warga.
”Mereka yang tertangkap basah sedang melacurkan diri langsung kami bawa ke kantor polisi,” kata Ralf Stroeher, juru bicara kepolisian federal Jerman, sebagaimana dikutip Associated Press.
”Pemimpin sindikat, perempuan Thailand berusia 59 tahun dan pria Jerman berusia 62 tahun, menyelundupkan perempuan dan transeksual dari Thailand. Mereka datang dengan visa turis, tapi kemudian dipaksa bekerja sebagai pelacur.” Demikian bunyi keterangan resmi yang dirilis Kantor Jaksa Frankfurt. (hep/c10/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Prostitusi di Kalibata City, Sandi Bilang Begini
Redaktur & Reporter : Adil