ANDRE Villas Boas (AVB) akan menjalani laga nostalgia dini hari nanti. Ya, inilah laga pertama AVB di Stamford Bridge sejak didepak Chelsea pada Maret tahun lalu.
AVB yang hanya sembilan bulan menangani The Blues (sebutan Chelsea) itu lantas direkrut Spurs awal musim ini.
Hasil-hasil buruk memang menjadi alasan official Chelsea memutus kerjasama dengan AVB. Namun, siapapun tahu bahwa pelatih 35 tahun asal Portugal itu memiliki masalah lain. Di antaranya hubungan tidak harmonis dengan beberapa pemain senior, salah satunya Frank Lampard.
Kondisi itulah yang tidak ditemukannya di Spurs. AVB mengatakan Spurs adalah tim yang sangat dinamis dengan para pemain yang loyal dan kompak. AVB pun merasa lebih dihargai karena pemain Spurs lebih terbuka dalam menerima ide-idenya.
"Segalanya akan mudah bagi seorang pelatih ketika para pemain mau menerima ide-idenya, dan menjalankannya sekalipun itu adalah sesuatu yang baru," kata AVB seolah menyindir Chelsea itu kepada Sky Sports.
"Saya diterima dengan baik di sini (Spurs) dan ketika Anda mendapatkannya, maka Anda bisa menciptkan atmosfer yang bagus dalam tim," imbuh mantan pelatih FC Porto itu.
Dari pengalaman bersama Chelsea, AVB memetik pelajaran berharga dari kesalahan yang dilakukan sehingga tidak ingin diulangnya di Spurs.
"Saya memang harus mengubah banyak hal baik secara personal dan level profesional, tapi tetap tidak meninggalkan sesuatu yang prinsip," jelas AVB yang memiliki persentase kemenangan 49,02 % bersama Spurs (bersama Chelsea hanya 47,5%) itu.
Sebagai pelatih yang pernah gagal bersama Chelsea dan kini menangani klub pesaing Chelsea, AVB memiliki alasan tepat untuk menerima sambutan tidak hangat di Stamford Bridge. Tapi, perlu dicatat, pelatih yang paling dibenci fans Chelsea saat bermain home saat ini masih saja Rafael Benitez.
"Saya tidak memiliki ide (sambutan yang akan diberikan fans Chelsea). Semoga mereka menberikan respek dan semuanya baik-baik saja. Kalaupun tidak juga tidak apa-apa karena bagi saya tak ada bedanya," ujar pelatih berjuluk Little Carrot itu. (dns/bas)
AVB yang hanya sembilan bulan menangani The Blues (sebutan Chelsea) itu lantas direkrut Spurs awal musim ini.
Hasil-hasil buruk memang menjadi alasan official Chelsea memutus kerjasama dengan AVB. Namun, siapapun tahu bahwa pelatih 35 tahun asal Portugal itu memiliki masalah lain. Di antaranya hubungan tidak harmonis dengan beberapa pemain senior, salah satunya Frank Lampard.
Kondisi itulah yang tidak ditemukannya di Spurs. AVB mengatakan Spurs adalah tim yang sangat dinamis dengan para pemain yang loyal dan kompak. AVB pun merasa lebih dihargai karena pemain Spurs lebih terbuka dalam menerima ide-idenya.
"Segalanya akan mudah bagi seorang pelatih ketika para pemain mau menerima ide-idenya, dan menjalankannya sekalipun itu adalah sesuatu yang baru," kata AVB seolah menyindir Chelsea itu kepada Sky Sports.
"Saya diterima dengan baik di sini (Spurs) dan ketika Anda mendapatkannya, maka Anda bisa menciptkan atmosfer yang bagus dalam tim," imbuh mantan pelatih FC Porto itu.
Dari pengalaman bersama Chelsea, AVB memetik pelajaran berharga dari kesalahan yang dilakukan sehingga tidak ingin diulangnya di Spurs.
"Saya memang harus mengubah banyak hal baik secara personal dan level profesional, tapi tetap tidak meninggalkan sesuatu yang prinsip," jelas AVB yang memiliki persentase kemenangan 49,02 % bersama Spurs (bersama Chelsea hanya 47,5%) itu.
Sebagai pelatih yang pernah gagal bersama Chelsea dan kini menangani klub pesaing Chelsea, AVB memiliki alasan tepat untuk menerima sambutan tidak hangat di Stamford Bridge. Tapi, perlu dicatat, pelatih yang paling dibenci fans Chelsea saat bermain home saat ini masih saja Rafael Benitez.
"Saya tidak memiliki ide (sambutan yang akan diberikan fans Chelsea). Semoga mereka menberikan respek dan semuanya baik-baik saja. Kalaupun tidak juga tidak apa-apa karena bagi saya tak ada bedanya," ujar pelatih berjuluk Little Carrot itu. (dns/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jose Mourinho Semprot Pepe
Redaktur : Tim Redaksi