Sinopsis Kurulus Osman, Game of Thrones Versi Turki

Minggu, 18 Juli 2021 – 11:07 WIB
Bintang drama serial Kurulus Osman. Foto: dok. NET

jpnn.com, JAKARTA - Stasiun televisi NET akan menghadirkan drama kolosal Kurulus Osman. Drama serial yang dijuluki Game of Thrones versi Turki ini akan tayang mulai 19 Juli 2021, setiap hari pukul 19.00 WIB.

Kurulus Osman mengusung cerita penuh konflik, intrik, serta balutan romansa perjuangan cinta dengan latar perjuangan sosok Osman yang merupakan figur di balik berdirinya Dinasti Utsmani Turki.

BACA JUGA: Drama Serial Kurulus Osman Bakal Hadir di NET

Yeni Anshar, Direktur Programming NET mengatakan bahwa serial itu cukup populer di Albania, Pakistan, Chevnya, Afganistan, Aljasair, Tunisia, Uzbekistan, dan Britania.

"Bukan hanya menghadirkan kisah perjuangan meletakkan fondasi sebuah bangsa saja, cerita Kurulus Osman juga diwarnai kisah romansa drama perjuangan meraih cinta lewat kesabaran dan keikhlasan seorang anak muda yang tidak mungkin diraih hanya dengan mengandalkan kekuatan dan keberanian saja," kata Yeni dalam keterangan tertulis, Minggu (18/7).

BACA JUGA: NET Hadirkan 3 Drakor Terbaru, Mulai Misteri Hingga Cinta Segitiga

Serial ini merupakan bagian dari sekuel kisah Ertugrul yang menceritakan tentang drama di balik terbentuknya Kesultanan Utsmaniyah.

Ertugrul diceritakan Osman saat masih kecil hingga beranjak remaja, Korulus Osman menghadirkan cerita Osman yang bersama Gunduz (kakaknya), harus mendampingi Dundar Bey (adik ayahnya, Ertugrul) yang mendapatkan tanggungjawab sementara terhadap Suku Kayi selama Ertugrul menjalankan sebuah misi di Konya.

BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Bus Rans Cilegon FC Dipamerkan, Vanessa Bongkar Kebiasan Suami

Drama ini juga menghadirkan romantika kisah cinta Osman Bey yang disukai Aygul Hatun yang merupakan putri cantik pamannya Dundar Bey. Namun, ketertarikan Osman justru muncul terhadap sosok Bala Hatun, putri seorang ahli sufi Syeikh Edebali.

Syeikh Edebali belum menyetujui ketertarikan Osman terhadap putrinya karena menganggap Osman belum cukup matang. Sebagai seorang ulama, Syeikh Edebali mengingatkan Osman tentang pentingnya kesabaran sebagai penyeimbang kehidupannya dalam melakukan sebuah perjuangan.

Pesona Bala Hatun dan kearifan Syeikh Edebali membuat Osman terus berusaha belajar untuk menjadi sosok yang lebih seimbang dalam kehidupannya.

Suatu ketika Osman tertidur dengan kitab suci di genggamannya setelah terluka berat akibat sebuah pertempuran. Saat itu Osman bermimpi bertemu dengan Syeikh Edebali yang sesungguhnya sedang bertafakur.

Dalam mimpinya Syeikh Edebali seperti mengirimkan pertanda dari tubuhnya kepada Osman yang kemudian membuat dada Osman seakan memunculkan sebuah pohon dengan ranting dan daun hijau yang lebat meneduhkan dunia.

Dari atas pohon terlihat pegunungan Kaukasus, Adas, Taurus, dan Balkan, sementara dari atas akar terlihat sungai Tigris, Eufrat, Nil, dan Danube yang begitu indah diramaikan kapal-kapal yang ramai berlayar melakukan perdagangan.

Terlihat pula ladang penuh panen, gunung bermahkota hutan lebat, dan kota dengan bangunan-bangunan berkubah emas yang memperdengarkan suara azan.

Dedaunan rimbun seakan memanjang membentuk pedang yang ditiup angin menuju kota Kontantinopel. Seketika itu, Osman terbangun dengan keringat dan mengambil wudu.

Dalam tafakurnya Syeikh Edebali sepertinya menyampaikan amanahnya untuk Osman agar menjadi sosok yang bukan saja kuat, namun juga harus penuh cinta, bertanggung jawab dan bijaksana. (jlo/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler