"Ya, kelanjutannya belum bicarakan secara serius," ujar JK usai sebuah acara di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (6/12).
Mantan Wakil Presiden itu mengaku sering bertemu Megawati. Tapi, bukan untuk membicarakan atau pernah berbicara tentang pencapresan. "Bertemu sering, di beberapa kesempatan-kesempatan," imbuh JK.
Lantas apa perkembangan selanjutnya? "Ya lihat nanti," jawab JK sambil melempar senyuman.
Terkait nama Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD yang namanya tengah menanjak disebut-sebut sebagai capres, JK menyatakan bahwa itu bagus. "Semua itu mungkin. Jadi, kita lihat saja nanti," ungkapnya.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, mengatakan soal JK mau menjadi capres berpasangan dengan siapapun termasuk Mega, itu adalah hak JK. Dia menegaskan, partai tidak bisa melarang hak tersebut.
"Itu haknya pak JK sebagai warga negara untuk terus bersedia mengabdi kepada kepentingan melalui pencapresan," kata Akbar, usai acara tersebut.
Ia menjelaskan, kalau di Partai Golkar memang memiliki aturan-aturan. Namun, tegasnya, kalau memang JK merasa terpanggil untuk kepentingan negara dan tidak mengurangi ketaatan kepada partai atau JK berpendapat itu demi kepentingan negara, itu tentu harus diutamakan.
"Apakah partai harus mengambil tindakan beliau yang sudah mengambil kebijakan seperti itu, tentu hartus kita pikirkanlah. Apakah perlu, apakah itu baik, apa itu berguna, apa itu bermanfaat bagi partai, tentu harus kita kaji," beber Akbar.
Apakah JK harus mundur dari Partai Golkar? Akbar menegaskan, "Itu terserah beliau. Kalau memang beliau harus mau begitu, kita juga tidak bisa menolak." (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua dan Anggota KPU Pamekasan Dipecat
Redaktur : Tim Redaksi