jpnn.com - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sudah menjadi persoalan sangat serius di Indonesia. Dampaknya tidak hanya di dalam negeri seperti Sumatera dan Kalimantan tetapi juga sudah merambah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Karena itu, perlu kebijakan strategis dan taktis untuk jangka panjang guna mencegah dan mengatasi persoalan kebakaran hutan dan lahan. Salah satunya dengan metode kanal blok.
BACA JUGA: KPK Diminta Jangan Lupakan Bailout Bank Century dan Hambalang
Tujuan pembuatan kanal adalah untuk menampung air. Berbeda dengan kanal-kanal yang dibuat oleh perusahaan adalah untuk mengeringkan lahannya digali, sehingga lahan yang tadinya basah airnya turun kemudian kering baru bisa ditanami.
“Kanal yang dibuat para prajurit TNI yaitu membuat kanal dengan dikasih block pada jarak-jarak tertentu agar airnya tidak keluar. Kemudian dari kanal tersebut dibuat sodetan ke dalam dan dibuat embung-embung,” kata Panglima Jenderal TNI Gato Nurmantyo dalam pengarahannya kepada para Komandan Komando Resimen Militer (Danrem), Komandan Distrik Militer (Dandim), dan perwakilan perusahaan-perusahan yang wilayahnya terjadi kebakaran hutan dan lahan, di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (13/10) lalu.
BACA JUGA: Mendagri Ingatkan Pemda Fasilitasi Masyarakat Bangun Tempat Ibadah
Lebih lanjut, Jenderal Gatoto memaparkan, di dalam embung dasarnya diberi plastik, dengan tujuan bila penuh air, rembesannya lewat atas tetapi kalau tidak diberi plastic maka rembesannya lewat bawah dan hanya di lokasi itu saja. Tujuannnya agar air menyebar ke segala penjuru tempat munculnya api.
“Tujuan paling efektif adalah bila ada api disekat melingkar agar tidak meluas, setelah itu di block,” ujar Jenderal Gatot.
BACA JUGA: Soal Revisi UU KPK, JK Tunjuk Jokowi
Dalam kesempatan itu, Jenderal Gatot mengungkapkan prajurit TNI dan anggota Polri tidak mempunyai kebun. “Tetapi dengan asap ini paling sengsara adalah anggota saya dan anggota Polri berada di tempat-tempat perusahaan-perusahaan bapak sekalian,” katanya.
Karena itu, Panglima meminta pemimpin perusahaan yang memiliki yang berada di wilayah kebakara hutan dan lahan agar membuat kanal-kanal di lokasi perusahaan. ”Nanti para Dandim dan Kapolres agar membantu percepatan pembuatan kanal ini,” pesan Panglima TNI.
Menurut siaran pers Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M diterima JPNN.com, dalam kunjungan ke Kalteng, Panglima TNI didampingi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono, Gubernur Kalimantan Tengah Hadi Prabowo, Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung, Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Purwadi Mukson, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Toto R. Soedjiman dan Kapuspen TNI Brigjen TNI Tatang Sulaiman.
Sebelum mengakhiri paparannya, Panglima TNI menekankan tentang pentingnya sosialisasi kepada masyarakat di wilayah masing-masing untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.
“Kepada para Pangdam agar di BKO kan Helikopter untuk berpatroli di wilayahnya, dan bila ada titik api segera dengan cepat untuk dipadamkan,” tandanya.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, 2 Ribu Buruh Kepung Istana
Redaktur : Tim Redaksi