jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan penguatan sistem logistik pangan nasional menjelang berlangsungnya tatanan hidup baru atau new normal.
Ini dilakukan dalam rangka antisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan seperti yang disampaikan badan pangan dunia, FAO.
BACA JUGA: Produksi Beras Terjaga Selama Pandemi, Kementan Diapresiasi
Dalam diskusi virtual pokja Dewan Ketahanan Pangan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang diwakili Sekretaris Jenderal Kementan, Momon Rusmono, mengatakan bahwa logistis memiliki peran penting dalam mengantisispasi kelangkaan pangan dan disfalitas pangan nasional.
"Sesuai dengan arahan Pak Menteri, upaya ini harus dijalankan bersama dengan stake holder terkait baik dari dunia usaha seperti BUMN atau para pelaku usaha lainnya," ujar Momon, Kamis (11/6).
BACA JUGA: Kementan Sudah Bagus, Kemenkeu dan Kemendag Jangan Loyo
Sebagai informasi, regulasi logistik diatur dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) No.26 tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas).
Aturan ini wajib diterapkan sebagai salah satu prasarana dalam membangun daya saing nasional serta mendukung pelaksanaan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia 2011-2025.
BACA JUGA: Kementan: Tidak Benar Stok Beras Menipis
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi menilai, sistem logistik sangat penting untuk menjamin stabilisasi pasokan dan harga pangan di seluruh dunia.
Menurut dia, ada empat strategi penguatan sistem logistik pangan nasional. Empat poin itu antara lain peningkatan produksi pada wilayah defisit dengan mendekatkan produksi ke konsumen.
Di samping itu ada juga program penambahan area tanam baru (PATB) wilayah defisit, penyediaan input produksi, dan penyediaan sarana dan prasarana produksi.
Kedua, kata Agung adalah perbaikan sistem distribusi dengan meningkatkan kelancaran dsitribusi pangan yang meliputi program penyederhanaan rantai pasok dan intervensi distribusi, pengembangan nasional dan regional food hub serta pembangunan sistem jual beli e-commerce.
"Adapun strategi yang ketiga adalah menguarkan kelembagaan distribusi pangan dengan berkoordinasi dan sinergitas antar pelaku logistik yang meliputi program penguatan pera pelaku logistik, pembentukan lembaga logistik, dan harmonisasi peraturan dan kebijakan sistem logistik pangan," katanya.
"Strategi keempat tentang peningkatan konsumsi pangan lokal dengan meningkatkan konsumsi pangan lokal yang meliputi pengembangan kawasan/UMKM dan kampanye gerakan konsumsi pangan lokal," sambungnya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN, Budi Sadikin mengatakan bahwa sistem logistik pangan nasional sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Bahkan, sistem ini sudah mendapat dukungan dari Presiden RI Joko Widodo, terutama dari sisi ketersediaan, keterjangkauan, kualitas pangan, dan kesinambungan maupun kemandirian.
"Untuk itu, BUMN memiliki strategi yang sudah disusun dalam mendorong mandat Presiden tersebut. Pertama dengan membentuk klaster BUMN pangan seperti SHS, Berdikari, Perindo, RNI, PT Garam, BULOG, daln lain-lain. Kedua kita akan membangun industri pangan modern, ketiga membangun model kerjasama yang baru, dan terakhir regifusi pemasaran," tutupnya. (ikl/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi