Naskah soal yang belum ada adalah mata pelajaran Bahasa Jepang. Mata pelajaran untuk SMA jurusan Bahasa itu, mestinya diujikan kemarin, setelah ujian Bahasa Inggris.
Namun, lantaran soalnya belum ada, sebanyak lima siswa SMA Madania yang mengambil mata pelajaran karakteristik penjurusan itu, tidak bisa ujian.
“Ujiannya ditunda sampai waktu yang belum ditentukan,” ujar Ketua Tim Pengawas Independen (TPI) Kabupaten Bogor, Endin Mujahidin kepada Radar Bogor (Grup JPNN), kemarin.
Di SMA Cileungsi, lanjutnya, ada satu ruangan yang tidak kebagian soal untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Ujian di sekolah itu terpaksa ditunda beberapa jam, untuk menunggu naskah soal difotokopi.
Kekurangan naskah soal juga terjadi di SMA Tamansari I. Satu ruangan di sekolah ini, tidak kebagian naskah soal IPA untuk 14 siswa. Panitia ujian mengeluarkan soal cadangan dan masih harus memfotokopi tujuh lembar soal lainnya.
Di jenjang Madrasah Aliyah (MA), sebanyak tiga siswa MA Al-Bashriyah, terpaksa harus menjawab pertanyaan pada lembar soal. Itu terjadi karena LJK kurang. Jawaban tersebut, selanjutnya disalin ke LJK, setelah panitia mengambil LJK subrayon. Siswa MAN Jonggol juga mengalami kekurangan lembar soal.
Endin mengungkapkan, banyaknya kasus kekurangan naskah soal dan LJK, disebabkan dalam map paket soal, jumlahnya tidak lengkap seperti seharusnya. “Harusnya ada 21 soal, tetapi kenyataannya kurang dari itu. Ada juga yang jumlah mapnya kurang dari jumlah ruangan,” katanya.
Untuk itu, sambungnya, TPI dan panitia pengawas ujian melakukan pengecekan kembali pada naskah soal yang akan diujikan pada hari ini dan besok. “Masih ada kekurangan dan malam ini panitia ambil di percetakan, sekitar jam 12 malam ini soalnya baru bisa didistribusikan ke subrayon,” katanya.
Selain diwarnai kesalahan teknis, tingkat ketidakhadiran siswa untuk mengikuti juga semakin tinggi. Kemarin, sebanyak 27 siswa tidak hadir 20 orang karena sakit, satu orang meninggal dunia, dua orang drop out dan dua orang tanpa keterangan.
Di jenjang MA, ada 15 siswa yang terpaksa harus ikut ujian susulan karena tidak hadir dalam ujian kemarin. Sementara di tingkat SMK, tujuh orang tidak hadir, semuanya beralasan sakit. Jumlah ini meningkat dari hari pertama yang hanya lima orang.
Sementara itu, di MAN 1 Leuwiliang, dari 17 ruangan yang dipakai UN, dua ruangan diisolasi selama dua jam, karena kurangnya 13 lembar soal Bahasa Inggris, Program Keagamaan.
“UN hari pertama, kurang 17 soal, hari ini (kemarin, red) kurang 13 soal. Untuk mengatasinya, kami memfotokopi soal sesuai arahan dari tim pemantau independen (TPI) dari Unida,” terang Kepala MAN Leuwiliang Asep Ruhiyat kemarin.
Dengan permasalahan teknis itu, ia merasa khawatir terhadap anak didiknya yang mengerjakan soal UN di dua ruangan. Sebab, mereka menjawab soal UN tidak di lembar jawaban yang seharusnya. “Apabila hal itu benar terjadi, kami tidak akan diam dan akan protes keras,” tandasnya.
Data Disdik Kabupaten Bogor, jumlah peserta di tingkat SMK yang tidak hadir ujian di hari kedua antara lain, dari SMAN 1 Leuwiliang sebanyak 18 orang, SMA Al Khairiyah satu orang, SMAN 2 Cibinong satu orang, SMAN 1 Cileungsi satu orang, SMA Darul Istiqomah satu orang (meninggal dunia), SMA Miftahul Huda dua orang (drop out), SMA Mafazah satu orang, SMA Al-Ijtihad satu orang, SMA PGRI Leuwiliang satu orang.
Untuk SMK yang tidak hadir, antara lain SMK AL-Bashriyah satu orang, SMK Mandiri Bojonggede dua orang, SMK Pandu Cibungbulang satu orang, SMK Panti Karya 3 satu orang, SMK Penerbangan Angkasa satu orang dan SMK Kusuma Nusantara satu orang. “Semuanya karena sakit,” terang Kasi SMK Disdik Kabupaten Bogor, Tata Karwita.
Ketua Panitia Pelaksanaan UN Gada Sembada mengatakan, panitia telah menjadwalkan pelaksanaan ujian susulan yang rencananya akan mulai dilaksanakan Senin (16/4). Ia mengatakan, meski secara teknis masih ada kendala dalam pendistribusian soal, pelaksanaan UN hingga hari kedua berjalan lancar.
Karut-marut pelaksanaan UN juga terjadi di Kota Bogor. Banyaknya kesalahan teknis dari lembaga percetakan, berdampak pada banyaknya lembar soal yang tak terdistribusi penuh ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Bogor. Salah satunya terjadi di SMAN 5 Kota Bogor.
Ketua TPI UN Kota Bogor Bibin Rubini mengatakan, pengawasan hari kedua pelaksanaan UN dengan mata pelajaran Bahasa Inggris berlangsung mulus tanpa kendala. Namun, kendala justru pada masalah teknis yakni terkait distribusi lembar soal ujian.
“Ada dua kelas yang tak kebagian soal. Tapi, sudah kita antisipasi dengan lembar soal cadangan sebanyak dua amplop,” ungkapnya.
Bibin membeberkan, 40 siswa di SMAN 5 Kota Bogor nyaris tak kebagian lembar soal. Beruntung, TPI bersama Disdik Kota Bogor dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) berhasil mengusahakan lembar soal cadangan. “Kami masih beruntung, sebelum ujian dimulai, kekurangan soal tersebut dapat teratasi,” kata dia.
Atas kesalahan distribusi ini, Bibin sangat menyayangkan karena waktu persiapan pembagian soal bakal menyita konsentrasi dan ketenangan para siswa yang akan melaksanakan ujian. “Ya, sangat disayangkan, siswa-siswi sudah siap ujian tapi konsentrasi buyar hanya karena tidak kebagian soal. Terlebih, Bogor adalah wilayah tak jauh dari ibu kota,” kata dia.
Mengenai kasus ini, Bibin mengatakan, pihak pengawas dan panitia UN sebenarnya sudah menjalankan tupoksi sesuai prosedur. “Tidak ada kesalahan pada panitia ataupun pengawas. Koordinasi berjalan baik,” kata dia.
Sementara itu, berdasarkan rekapitulasi dan pendataan Disdik Kota Bogor pada hari kedua pelaksanaan UN, ada total 196 siswa yang tidak mengikuti UN. Sebanyak delapan siswa di antaranya dari SMA. Kedelapan siswa ini terpaksa tidak mengikuti ujian atas alasan sakit.
Kemudian 30 siswa dari SMK, dengan klasifikasi 24 siswa tanpa keterangan dan enam siswa sisanya karena sakit. Dan sebanyak 160 siswa dari Paket C juga terpaksa tak mengikuti UN tanpa memberikan keterangan apa pun kepada panitia. “Untuk siswa MA, semuanya mengikuti UN. Bagi siswa yang berhalangan, minggu depan akan ada UN susulan,” ungkap Kadisdik Kota Bogor, Fetty Qondarsyah, kemarin.
Fetty mengatakan bahwa untuk distribusi soal memang ada sedikit masalah namun sudah tertangani sebelum ujian dimulai. “Tidak ada kekurangan soal. Memang ada sedikit kesalahan, tapi sudah bisa ditangani,” kilahnya.(ful/yus/cr8/e)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Siswa Stres, Guru BP Harus Tanggap
Redaktur : Tim Redaksi