jpnn.com, KEDIRI - Mohamad Hadi Maskur Faizul Umam (14), pelajar kelas delapan sebuah sekolah madrasah tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur, divonis mengalami meningitis sehingga ia mengalami lumpuh.
Sebelumnya Mohamad Hadi ikut pelajaran tatap muka di sekolah.
BACA JUGA: Mengawal Sekolah Tatap Muka: Antara Tantangan dan Kualitas Pendidikan
Mahmudi, ayah dari pelajar itu mengatakan anaknya sempat masuk sekolah setelah beberapa hari kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring, tepatnya pada 18 November 2020.
"Anak saya bercerita saat di sekolah ditegur oleh guru soal tugasnya di hadapan teman-temannya. Dia mengaku sangat malu dan tertekan, akhirnya sempat jatuh pingsan hingga seperti ini," kata Mahmudi di Kediri, Rabu.
BACA JUGA: Simpatisan FPI Ditangkap, Inilah Sosok FA
Mahmudi mengaku kaget dengan kondisi anaknya tersebut.
Orang tua pelajar yang bernama Mohamad Hadi Maskur Faizul Umam (14), asal Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri tersebut juga resah dengan kondisi Faiz tersebut.
BACA JUGA: Risma jadi Mensos, Lihat Rumah Dinas Wali Kota Surabaya
Hingga kemudian, anaknya disebut mengalami peradangan otak saat dibawa ke rumah sakit.
Sementara itu, Kepala MTs Hidayatus Sholihin, Desa Turus, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri Nina Hidayanti menampik bahwa pihak guru menyebabkan anak tersebut sakit karena menegurnya di hadapan teman-temannya saat sekolah tatap muka dilakukan.
Ia menjelaskan saat masih kegiatan belajar mengajar (KBM) anak tersebut sempat melihat temannya di ruang lain sudah keluar dari ruang kelasnya sambil membawa tas.
Mohamad Hadi langsung berdiri menyapa temannya dengan suara keras, padahal KBM masih berlangsung.
Ia mengakui guru yang mengajar tentang akidah akhlak saat itu langsung menegur yang bersangkutan. Namun, pihak sekolah tidak mengerti setelah pulang sekolah anak tersebut menjadi sakit dan kini lumpuh.
Nina mengatakan sempat dihubungi orang tua yang bersangkutan dan meminta pihak sekolah datang ke RS SLG (Simpang Lima Gumul) Kabupaten Kediri, tempat anak tersebut dirawat. Namun, pihak sekolah sempat menunda karena mempertimbangkan RS itu adalah lokasi rujukan untuk pasien COVID-19.
Namun, karena didesak terus oleh pihak keluarga, akhirnya dari sekolah hadir ke RS SLG guna meminta konfirmasi sakit yang bersangkutan. Mereka bertemu dengan bagian humas dari rumah sakit untuk keperluan mediasi dengan keluarga, guna menjelaskan sakit yang bersangkutan.
Saat itu, dari pihak sekolah juga sempat bertemu langsung dari keluarga sambil menyerahkan santunan.
Ketika itu, orang tua murid tersebut sudah pasrah dengan sakit yang diderita anaknya.
Dari pihak sekolah juga mendapatkan salinan bahwa yang bersangkutan mengalami sakit meningitis. Yang bersangkutan sakit dan dirawat di RS SLG pada 28 November 2020 dengan DX (Diagnosis) konvulsi susp meningitis.
Nina menambahkan anak tersebut sejak duduk di bangku madrasah ibtidaiyah (setingkat sekolah dasar) juga sering izin ke guru. Karena lokasi antara MI dan MTs menjadi satu, sehingga guru pun mengetahui riwayat yang terjadi pada anak tersebut sejak dahulu.
"Sejak MI. Jadi, setiap satu pekan mesti izin karena pusing. Bahkan di kelas tujuh, wali kelasnya itu juga bilang anak tersebut sering izin karena pusing. Ketika disentuh dahinya hangat," kata dia.
Pihak sekolah juga prihatin dengan kondisi anak tersebut. Para guru dan teman-temannya juga selalu mendoakan kesembuhan Faiz. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti