RAHA - Seorang siswa SD nyaris menjadi santapan buaya di eks Kantor BPD Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Sabtu (16/2), sekira pukul 18.00 Wita. Korban bernama Wa Uma yang baru berusia 9 tahun. Untung anak tersebut masih dapat selamat dari terkaman buaya liar dan hanya meninggalkan bekas gigitan pada betis kanannya.
Wa Uma kini masih dirawat di RSUD Muna untuk mendapatkan perawatan. Betis kanannya sobek akibat gigitan buaya. Kondisi psikisnya masih trauma atas musibah yang nyaris saja merenggut jiwanya itu.
Kejadian tersebut berawal ketika Wa Uma bersama kakaknya bernama Adar serta teman sebayanya, Haliki sedang bermain bola di depan eks kantor BPD Raha. Haliki menendang sangat keras, sehingga bola masuk ke kolong deker. Adar dan Haliki enggan mengambil bola tersebut. Wa Uma kemudian berinisiatif mengambilnya.
Saat Wa Uma berada dikolong deker, Haliki mendengar suara aneh seperti mendesis. Adar pun menyuruh adiknya segera naik dari deker. Belum sempat mendengar perintah kakaknya, seekor buaya langsung menerkam betis kanan Wa Uma. "Saya langsung tarik tangan adik saya sekeras mungkin, sehingga buaya itu melepaskan gigitannya," terang Adar.
Setelah terlepas dari mulut buaya, Wa Uma langsung dilarikan ke RSUD Muna untuk mendapat perawatan medis. Kabar Wa Uma, digigit buaya langsung tersebar luas di lingkungan sekitar. Warga berbondong-bondong mencari buaya tersebut.
Mereka membawa tombak dan parang. Gorong-gorong tempat bersembunyi buaya, dikepung oleh warga. Warga melempari dan menombak buaya tersebut. Buaya itu kemudian masuk ke rawa. Warga tidak berani turun ke rawa untuk menangkap buaya tersebut, apalagi tubuh buaya tersebut berukuran cukup besar.
Jayadi, salah satu warga mengungkapkan, di rawa-rawa eks kantor BPD lama ada tiga ekor buaya rawa. Ia bahkan pernah menombak satu ekor, namun berhasil lolos karena mata tombaknya lepas. "Saya sudah mengingatkan anak-anak disini agar tidak bermain di eks kantor BPD. Mencegah sewaktu-waktu buaya naik ke darat lagi dan menyerang," katanya. (awn/aka)
Wa Uma kini masih dirawat di RSUD Muna untuk mendapatkan perawatan. Betis kanannya sobek akibat gigitan buaya. Kondisi psikisnya masih trauma atas musibah yang nyaris saja merenggut jiwanya itu.
Kejadian tersebut berawal ketika Wa Uma bersama kakaknya bernama Adar serta teman sebayanya, Haliki sedang bermain bola di depan eks kantor BPD Raha. Haliki menendang sangat keras, sehingga bola masuk ke kolong deker. Adar dan Haliki enggan mengambil bola tersebut. Wa Uma kemudian berinisiatif mengambilnya.
Saat Wa Uma berada dikolong deker, Haliki mendengar suara aneh seperti mendesis. Adar pun menyuruh adiknya segera naik dari deker. Belum sempat mendengar perintah kakaknya, seekor buaya langsung menerkam betis kanan Wa Uma. "Saya langsung tarik tangan adik saya sekeras mungkin, sehingga buaya itu melepaskan gigitannya," terang Adar.
Setelah terlepas dari mulut buaya, Wa Uma langsung dilarikan ke RSUD Muna untuk mendapat perawatan medis. Kabar Wa Uma, digigit buaya langsung tersebar luas di lingkungan sekitar. Warga berbondong-bondong mencari buaya tersebut.
Mereka membawa tombak dan parang. Gorong-gorong tempat bersembunyi buaya, dikepung oleh warga. Warga melempari dan menombak buaya tersebut. Buaya itu kemudian masuk ke rawa. Warga tidak berani turun ke rawa untuk menangkap buaya tersebut, apalagi tubuh buaya tersebut berukuran cukup besar.
Jayadi, salah satu warga mengungkapkan, di rawa-rawa eks kantor BPD lama ada tiga ekor buaya rawa. Ia bahkan pernah menombak satu ekor, namun berhasil lolos karena mata tombaknya lepas. "Saya sudah mengingatkan anak-anak disini agar tidak bermain di eks kantor BPD. Mencegah sewaktu-waktu buaya naik ke darat lagi dan menyerang," katanya. (awn/aka)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir di Manado, 10 Tewas, 1.200 Orang Mengungsi
Redaktur : Tim Redaksi