Ibu korban, Sutimah (35) menuturkan, aksi dugaan sasaran tembak itu, terjadi saat adzan Shubuh berkumandang. Kala itu, dirinya beserta 5 anaknya sedang tertidur pulas. Tiba-tiba, pintu rumahnya diketuk keras oleh sejumlah orang tak dikenal. Mendengar ketukan itu, Sutimah bergegas membukakan pintunya. Saat dibuka, sejumlah orang lelaki berambut gondrong merangsek masuk ke dalam rumahnya sembari menanyakan keberadaan suami atau bapak dari lima anaknya.
"Mereka menanyakan keberadaan suami saya. Dan saya menjawab, bahwa suami saya tidak ada di rumah. Tapi mereka tetap melurug masuk ke dalam rumah saya. Bahkan, mereka juga membuka dan menggeledah setiap ruangan rumah saya, termasuk kamar anak saya," tutur Sutimah, Senin (29/10).
Orang tak dikenal yang masuk ke dalam rumahnya itu, kata Sutimah, berjumlah sekitar 5 orang. Sedangkan yang berjaga di depan rumahnya, lebih dari dua orang. Mereka ada yang membawa kayu panjang dan memegang ponsel. Saat penggeledahan rumahnya itu, Guntur yang merupakan anak ketiganya, bergegas bangun dari tempat tidurnya karena mungkin kaget.
Kemudian Guntur berjalan gontai dari kamar menuju ke pintu depan untuk melihat situasi rumahnya yang di penuhi sejumlah lelaki dewasa. Saat satu langkah keluar dari pintu rumahnya, tiba-tiba Guntur terjatuh dan pipinya mengeluarkan darah segar. Menurut Sutimah, terjatuhnya Guntur seiring dengan suara letusan tembakan dari arah barat rumahnya. Dimana di tempat tersebut, ada sejumlah orang yang disinyalir rekan dari penggerebeg yang tengah mencari suaminya, Karyo (40).
"Sepertinya Guntur di tembak oleh orang yang menggrebeg rumah saya. Mereka ada yang berambut gondrong dan juga ada yang cepak. Mereka mengendarai tiga mobil. Satu mobil diantaranya, sebuah mobil pikap," terang Sutimah.
Melihat anaknya terkapar, Sutimah teriak histeris dan menangis. Tak pelak, sejumlah tetangganyapun keluar dari rumahnya masing-masing. Guntur langsung ditolong oleh tetangganya. Dan orang-orang yang menggrebeg rumah Sutimah, bergegas kabur melarikan diri. Guntur langsung di larikan ke RS dr Soesilo Slawi oleh saudaranya. Saat dalam perjalanan menuju ke RS, Guntur bersama dua saudaranya itu, dihadang oleh orang-orang yang melakukan penggrebegan rumahnya. Kemudian orang tersebut meminta agar Guntur secepatnya di bawa ke rumah sakit.
Saudara yang mengantar Guntur, Nasirun (35) warga RT 14 RW 04 Desa Karang Mulya, menuturkan, orang-orang yang menghadangnya itu, ternyata ingin membantu Guntur agar segera sampai ke rumah sakit. Guntur langsung dinaikan ke dalam mobil dari salah satu orang berbaju preman itu. "Kami langsung menuju ke RS dr Soesilo. Tapi ternyata, rumah sakit itu tidak bisa menangani. Kemudian Guntur dibawa ke RSI Harapan Anda Kota Tegal," ujarnya.
Sesuai informasi yang diperolehnya, Guntur akan dioperasi pada pukul 14.00 WIB hari ini (Senin kemarin) oleh paramedis setempat. Guntur dirawat di ruang atas dengan penjagaan ketat oleh sejumlah pria bertubuh tegap. "Orang-orang yang mengantar Guntur ke rumah sakit, katanya akan membiayai segala perawatan dan pengobatan Guntur," ucapnya.
Sementara Kakak sepupu Guntur, Tanet (30), mengaku pada saat kejadian penggrebegan itu, pihaknya berada di sekitar lokasi. Dan pada saat itu pula, dirinya juga mendengar ada suara letusan senjata api hingga berulangkali. "Suara tembakan kira-kira lebih dari 5 kali," terangnya.
Secara terpisah, Kapolres Tegal AKBP Nelson Pardamaean Purba SIK, saat dikonfirmasi Radar (Grup JPNN) menyatakan, pihaknya akan melakukan klarifikasi atas permasalahan tersebut. "Kami tidak bisa gegabah memberikan penjelasan permasalahan itu. Beri kami waktu untuk melakukan klarifikasi sesuai kejadian yang terjadi di lapangan," tegas Nelson saat dihubungi melalui telephon seluller, Senin (29/10) siang. (yer)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolak Bersetubuh, Lusi Dibantai
Redaktur : Tim Redaksi