Siswa SMK Rakit Jabiru J430

Kamis, 12 Januari 2012 – 08:25 WIB

JAKARTA--Pembuatan pesawat Jabiru J430 selain melibatkan siswa-siswi jurusan AP (air flame and power plant), juga melibatkan siswa-siswi jurusan Electrical Avionics (EA). Salah satu yang terlibat yakni Cholilah, siswi kelas 3 EA 2.

""Saya mengurus bagian instrumen. Seperti indikator pesawat kaya kecepatan, ketinggian, belok atau sikap pesawat," ujar gadis 17 tahun itu.

Meski begitu, perempuan berambut pendek ini juga membantu teman-teman lainnya mengerjakan bagian lain. "Ikut ngamplas-ngamplas sama pasang baut juga," katanya.

Walau didampingi guru dan instrutur dari FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) gadis berwajah manis ini mengaku mengalami beberapa kesulitan. "Kesulitannya misalnya pas pemasangan pintu nggak pas, jadi harus amplas lagi sampai pas. Bautnya kadang juga nggak cocok sama murnya," katanya.

Kesulitan lainnya, pada saat pemasangan wing atau sayap. "Kadang seimbang kadang nggak. Kalau nggak seimbang jadi drag (gaya hambat)," tandasnya. Beruntung dia sudah melakukan magang di Sathar 23 Bandara Halim. "Di sana saya belajar indikator-indikator pesawat," ucapnya.

Sementara itu, Sugeng, instruktur pengajar dari FASI menyambut positif pekerjaan siswa-siswi SMK 29 Jakarta ini. "Saat ini anak-anak mulai aktif kembali, berarti bisa kejar target akhir bulan bisa diterbangkan," tandasnya.

Sugeng menilai, meski masih duduk di bangku sekolah, siswa-siswi tersebut sudah terampil merakit pesawat asal Australia tersebut. "Terutama anak-anak kelas 3 ya. Saya sendiri di sini cuma mengontrol mereka saja," kata pria yang memegang lisensi Jabiru untuk Indonesia itu.

Selain SMK 29 Jakarta, pelajar SMK yang sedang merakit pesawat Jabiru yakni SMK 12 Bandung. Meski pabrikan asal Australia, jelas Sugeng, biaya perawatan jauh lebih irit dibanding pesawat lain. "Karena bahannya 80 persen dari lokal," ungkapnya.

Pesawat ini dipilih selain karena sudah menggunakan teknologi tercanggih, juga menggunakan bahan 95 persen dari komposit . "Komposit itu punya kelebihan, pertama dia itu ringan, juga tahan karat. Dan pernah ada yang jatuh dilaut dan tidak tenggelam, mengambang. Soal safety-nya lebih aman," pungkasnya.

Pesawat Jabiru merupakan pesawat swayasa bermuatan empat awak yang merupakan pesawat karya rakitan sendiri. Dengan berbagai modifikasi, bila normalnya kecepatan pesawat ini 120 knot, melalui tangan terampil, mereka bisa 13 knot. Menggunakan Jabiru itu sangat irit. Satu jam perjalanan hanya menghabiskan 20 liter Pertamax.

Menurut rencana, ada keinginan untuk menerbangkan dan mendaratkan pesawat tersebut di Jalan Thamrin Jakarta Pusat, bulan depan. Hal ini untuk menunjukkan kepada dunia bahwa pesawat karya anak bangsa tersebut juga layak untuk dibanggakan. Namun, rencana tersebut tampaknya bakal ditentang Kementerian Perhubungan dengan alasan faktor keselamatan.(dew)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apple Larang Penjualan Action Figure Steve Jobs


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler