Siswi SMP Digarap Pengangguran Kenalannya di Facebook

Sabtu, 17 November 2018 – 08:29 WIB
Korban melapor ke kantor polisi. Foto ilustrasi: dokumen jpnn

jpnn.com, PONTIANAK - Siswi kelas tiga SMP, sebut saja Bunga, 14, menjadi korban pencabulan oleh DE, pada Rabu (7/11). Pemuda 18 tahun itu baru dikenalinya beberapa hari sebelum kejadian. Parahnya, perkenalan itu hanya melalui media sosial facebook.

“Kami pada Selasa 13 November menerima laporan dari seorang bapak yang mengaku bahwa anaknya disetubuhi oleh lelaki berusia 18 tahun. Inisialnya DE. Sedangkan korban baru masuk usia 14 tahun,” terang Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar, Eka Nurhayati Ishak seperti diberitakan Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Caleg PSI Mengaku Difitnah Pembajak Akun Facebook

Dalam keterangan Bunga dan ayahnya, dijelaskan Eka, sebelumnya Bunga diajak teman seumuran berinisial K. Teman Bunga sesama perempuan tersebut mengajaknya secara paksa ke suatu tempat untuk bertemu dengan DE.

Awalnya Bunga yang merupakan bungsu dari dua bersaudara ini sempat menolak. Karena dia canggung dan baru kenal dengan DE.

BACA JUGA: Facebook Rilis Platform Baru Lasso Saingi TikTok

Namun Bunga akhir menurut saja apa kata teman sekolahnya tersebut. Pertemuan dengan pemuda putus sekolah itu pun terjadi.

“Nah, saat bertemu di kawasan Sungai Ambawang, korban diberi makanan oleh pelaku. Tidak lama kemudian korban hilang ingatan dan tertidur. Sadar tak sadar, sekitar jam lima subuh (8 November, red), leher korban penuh dengan tanda merah. Perutnya juga sakit dan mau buang air kecil, terasa pedih,” jelas Eka menerangkan pengakuan Bunga.

BACA JUGA: Unduhan Tik Tok Sukses Bungkam Facebook, Instagram dkk

Dalam kondisi tak stabil, Bunga hendak dibawa DE ke suatu tempat. Sekitar pukul 11.00 Wib, Bunga terlihat oleh ibunya berbonceng dengan DE di di simpang empat Parit Mayor-Desa Kapur. Ibunya, saat itu juga langsung membawa Bunga pulang ke rumah. "Korban kemudian dibiarkan beberapa jam untuk beristirahat di rumah," terang Eka.

Ketika terbangun, Bunga kemudian menceritakan kepada orangtuanya mengenai cap merah di leher dan tubuhnya serta rasa sakit perut dan perih ketika mau buang air kecil. “Reaksi orang tuanya langsung memeriksa korban dan melaporkan ke kepolisian, Unit PPA Polresta Pontianak, pada 8 November,” beber Eka.

Saat ini, menurut Eka, Polresta Pontianak masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Pihak KPPAD pun masih menunggu hasil visum. “Untuk pelaku, belum ditangkap,” katanya.

Kondisi Bunga pun disebut Eka, masih belum stabil. Dia menduga, hal itu akibat zat yang terkandung dari makanan yang diberi oleh pelaku. “Jadi korban ini, kalau bahasa kita, suka meracau. Tapi soal kejadian dan siapa saja, dia masih ingat. Korban pun masih malu untuk ke sekolah dan keluar rumah,” terangnya.

Hal yang masih diingat betul oleh Bunga adalah, bahwa dia kenalan dengan DE di FB, dua hari sebelum kejadian. Itu pun dipaksa oleh temannya, K.

Eka meminta, kepolisian cepat mengungkap kasus ini. Selain DE, K juga harus diamankan. Karena, K lah yang memaksa Bunga untuk bertemu dengan DE. Sesuai pengakuan Bunga.

“Namun, kami menyerahkan sepenuhnya ke kepolisian. Apakah ini bisa dikembangkan mengarah ke K atau tidak. Ini tugas kepolisian. Tugas kami hanya melindungi dan mendampingi serta pengawasan,” ujarnya. (oxa/sai)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Twitter dan Facebook Abaikan Gejala Teror


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler