JAKARTA - Bekas Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari, gerah namanya dikait-kaitkan dalam perkara dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan penanganan wabah flu burung di Kementerian Kesehatan.
Dia merasa menjadi korban, karena namanya dikait-kaitkan dalam proyek yang menjerat bekas Direktur Pelayanan Medik Kemenkes Ratna Dewi Umar itu.
"Menteri dikait-kaitkan, saya ini korban loh. Semua dikaitkan ke saya. Ada apa sih sebenarnya?" ungkap Siti, sebelum bersaksi untuk terdakwa Ratna, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (8/7).
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, itu merasa menjadi target pembunuhan karakter. Namun, dia tak menyebut siapa pihak yang menjadikannya sebagai target. "Anda tahu rekam jejak saya jadi menteri, saya memang melawan arus," tegasnya.
Siti juga heran namanya ada dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi. "Nah, itu dia. Nanti akan dilihat. Saya sudah berikan keterangan lengkap di KPK," katanya.
Dia mengatakan, akan membantah semua keterangan saksi maupun terdakwa yang menyeret namanya di persidangan terkait perkara ini.
"Saya belum tahu apa yang dikatakan Jaksa KPK (di persidangan). Saya sudah diperiksa KPK 2,5 tahun lalu. Dan KPK tetap menetapkan saya sebagai saksi sampai sekarang," jelas dia.
Artinya, Siti melanjutkan, kalau tuduhan Jaksa KPK itu menuduh sedemikian rupa kepadanya, berarti bertentangan dengan pemeriksaan yang dahulu di lembaga pemberangus korupsi itu. "Kalau begitu harusnya sudah jadi tersangka," tegasnya.
Dia pun membantah pernah membahas proyek alkes dengan pengusaha Bambang Ruditanoesoedibjo, yang tak lain kakak konglomeat media, Harry Tanoesedibjo.
"Kok kurang kerjaan, ngapain saya bahas itu sama dia (Bambang)," tuntasnya. (boy/jpnn)
Dia merasa menjadi korban, karena namanya dikait-kaitkan dalam proyek yang menjerat bekas Direktur Pelayanan Medik Kemenkes Ratna Dewi Umar itu.
"Menteri dikait-kaitkan, saya ini korban loh. Semua dikaitkan ke saya. Ada apa sih sebenarnya?" ungkap Siti, sebelum bersaksi untuk terdakwa Ratna, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (8/7).
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, itu merasa menjadi target pembunuhan karakter. Namun, dia tak menyebut siapa pihak yang menjadikannya sebagai target. "Anda tahu rekam jejak saya jadi menteri, saya memang melawan arus," tegasnya.
Siti juga heran namanya ada dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi. "Nah, itu dia. Nanti akan dilihat. Saya sudah berikan keterangan lengkap di KPK," katanya.
Dia mengatakan, akan membantah semua keterangan saksi maupun terdakwa yang menyeret namanya di persidangan terkait perkara ini.
"Saya belum tahu apa yang dikatakan Jaksa KPK (di persidangan). Saya sudah diperiksa KPK 2,5 tahun lalu. Dan KPK tetap menetapkan saya sebagai saksi sampai sekarang," jelas dia.
Artinya, Siti melanjutkan, kalau tuduhan Jaksa KPK itu menuduh sedemikian rupa kepadanya, berarti bertentangan dengan pemeriksaan yang dahulu di lembaga pemberangus korupsi itu. "Kalau begitu harusnya sudah jadi tersangka," tegasnya.
Dia pun membantah pernah membahas proyek alkes dengan pengusaha Bambang Ruditanoesoedibjo, yang tak lain kakak konglomeat media, Harry Tanoesedibjo.
"Kok kurang kerjaan, ngapain saya bahas itu sama dia (Bambang)," tuntasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JPU Tegaskan Dakwaan Fathanah Sudah Tepat
Redaktur : Tim Redaksi