jpnn.com, DONETSK - Pemimpin separatis pro-Rusia di Ukraina timur menyatakan mobilisasi militer penuh pada Sabtu, sehari setelah memerintahkan evakuasi kaum perempuan dan anak-anak ke Rusia selatan terkait adanya ancaman konflik.
Kepala Republik Rakyat Donetsk Denis Pushilin lewat pernyataan video mengatakan bahwa dirinya telah menandatangani sebuah dekret tentang mobilisasi militer.
BACA JUGA: Amerika Dukung Sikap Indonesia Terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
Salah satu isi dekret tersebut adalah seruan kepada semua pria di Donetsk yang bisa mengangkat senjata untuk datang ke komisariat militer.
Tak lama setelah itu, pemimpin separatis lainnya Leonid Pasechnik menandatangani dekret yang sama untuk Republik Rakyat Luhansk.
BACA JUGA: Jet-jet Tempur Jerman Tiba di Rumania, Krisis Ukraina Makin Memanas
Otoritas separatis pada Jumat mengumumkan sejumlah rencana untuk mengevakuasi sekitar 700.000 orang, lantaran khawatir dengan serangan tiba-tiba dari pasukan Ukraina - tudingan yang ditolak mentah-mentah oleh Kiev.
Kurang dari 7.000 orang sudah dievakuasi dari Donetsk pada Sabtu pagi, menurut kementerian kedaruratan.
BACA JUGA: Antek Rusia Klaim Dibombardir Ukraina, Inikah Awal Perang Dunia III?
Di hari itu pula, militer Ukraina telah mencatat 12 pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh separatis pro-Rusia di Ukraina timur pada pagi hari setelah tercatat 66 kasus sehari sebelum.
Otoritas separatis juga melaporkan apa yang mereka sebut sebagai penembakan oleh pasukan Ukraina di sejumlah desa pada Sabtu.
Kedua kubu kerap saling menuding pelanggaran gencatan senjata. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil