jpnn.com - JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto unggul atas Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan dalam skema head to head di Pilpres 2024, sebagaimana survei Poltracking Indonesia yang dirilis, Sabtu (7/10).
Pengamat politik Universitas Airlangga Prof Kacung Marijan menilai Prabowo merupakan kandidat capres yang berpotensi besar meraih limpahan elektabilitas pada Pilpres 2024.
BACA JUGA: Soal Isu Khofifah jadi Cawapres Pendamping Prabowo, Begini Respons Sekjen Gerindra
Prabowo diuntungkan jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
“Posisi Pak Prabowo cenderung diuntungkan. Di putaran kedua, dia selalu menang menghadapi lawan siapa pun,” kata Prof Kacung dalam keterangannya, Sabtu (7/10).
BACA JUGA: Dapat Dukungan Samawi, Prabowo: Insyaallah Saya Kuat
Jika dilihat dari survei terbaru periode 3 – 9 September 2023 yang dikeluarkan Poltracking Indonesia, Prabowo mendulang suara terbanyak saat berhadapan dengan Anies.
Prabowo mendapatkan dukungan tertinggi dengan 51,2 persen, sedangkan Anies 28,3 persen.
BACA JUGA: Samawi Minta Gibran Jadi Cawapres, Prabowo Hanya Bisa Menampung
Hal itu membuktikan Prabowo unggul cukup jauh dari Anies, yakni 22,9 persen.
Prabowo memetik kemenangan saat berhadapan dengan Ganjar dalam skema head to head di survei tersebut.
Prabowo mendapatkan suara 46,1 persen, sedangkan Ganjar 39,8 persen.
Terdapat selisih 6,3 persen suara.
Adapun jika dilihat secara lebih mendalam, elektabilitas Prabowo terus menunjukkan tren penguatan positif.
Mulai April 2023, Juli 2023 hingga September 2023, elektabilitas Prabowo cenderung mengalami tren yang positif.
Pada April 2023, Prabowo mendapatkan dukungan 33,0 persen. Lalu, di Juli 2023, Prabowo mengantongi elektabilitas 37,5 persen.
Puncaknya di September 2023, Prabowo makin kokoh di peringkat pertama dengan elektabilitas 38,9 persen.
Maka dari itu, Prof Kacung menilai baik dari simulasi head to head dan tren elektabilitas, Prabowo memang punya banyak keunggulan dan keuntungan.
Prof Kacung meyakini, besarnya elektabilitas Prabowo dalam skema head to head lantaran para pemilih yang calonnya gagal maju ke putaran kedua, lebih banyak yang beralih mendukung Prabowo.
“Ini terjadi karena pemilih calon yang gagal ke putaran kedua, lebih banyak dukung Pak Prabowo,” ujar Prof Kacung. (boy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi