jpnn.com - JAKARTA – Tim Penyelamat Partai Golkar yang dipimpin Agung Laksono terus memersoalkan musyawarah nasional (munas) partai beringin itu di Bali yang mengantarkan Aburizal Bakrie kembali menjadi ketua umum. Golkar kubu Agung yang menggelar munas di Ancol, melalui mahkamah partai mempersoalkan munas kubu Ical -sapaan Aburizal- di Bali yang dianggap tidak demokratis, penuh skenario dan intimidasi.
Menurut anggota Tim Penyelamat Partai Golkar, Agun Gunanjar, pihaknya sudah jauh-jauh hari mengendus adanya skenario untuk meloloskan Ical kembali sebagai ketua umum. Agun bahkan mengaku sudah melihat gelagat itu sebelum Golkar menggelar rapat konsultasi nasional di Bandung.
BACA JUGA: KPU Minta Daerah Anggarkan Biaya Pilkada di APBD 2015
“Saya sudah katakan ada desain besar tentang pemilihan secara aklamasi dengan menggunakan intimidasi atau iming-iming kepada DPD diseluruh Indonesia,” ujar Agun, Rabu (11/2).
Karenanyam politikus muda Golkar itu mengaku sudah tahu skenario munas di Bali. Sebab, semula munas akan digelar di Bandung pada 27 November di Bandung. Hal itu dibuktikan dengan adanya souvenir yang didapatkan di Bali. “Itu bertuliskan Bandung,” cetusnya.
BACA JUGA: Tunggu Revisi UU Tuntas, Tahapan Pilkada 2015 Mundur Sebulan
Dari hal tersebut, lanjut dia, Tim Penyelamat Partai Golkar (TPPG) terbentuk. Tim ini tidak semata-mata muncul begitu saja. Menurut dia tim ini sudah dia gagas sejak lama. Jauh sebelum rapat pleno tanggal 25 November berlangsung. “TPPG itu bukan ujug-ujug muncul pikiran sesaat, saat itu juga muncul,” tuturnya.
TPPG, tambah dia, hadir bukan untuk menjalankan roda organisasi partai tetapi hanya menyelenggarakan munas sesuai AD/ART. Menurut mantan Ketua Komisi II DPR itu kehadiran TPPG dinilai wajib hukumnya, dikarenakan tim ini muncul untuk menyelamatkan Partai Golkar dari kesewenang-wenangan.
BACA JUGA: Biaya Pilkada di 201 Daerah Tembus Rp 5,6 Triliun
Dalam sidang mahkamah partai perdana ini, kubu Munas Ancol melayangkan delapan petitum yang secara garis besar menyatakan penyelenggaraan dan hasil Munas di Bali tidaklah sah.(jawapos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Senior Hanura Dorong Wiranto Tetap Jadi Ketum
Redaktur : Tim Redaksi