Skuat RD Dilarang Bertanding di Stadion 10 Nopember

Kamis, 09 Januari 2014 – 21:07 WIB
Pelatih Persebaya ISL, Rahmad Darmawan. JPNN.com

SURABAYA - Stadion Gelora 10 Nopember sepertinya tidak begitu akrab dengan Persebaya Surabaya yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL). Mau bagaimana lagi, tim besutan Rahmad Darmawan (RD) ini harus gigit jari untuk kesekian kalinya karena mendapat larangan untuk latihan di stadion bersejarah di Surabaya itu.
    
Ya, pengalaman pahit itu kembali mereka rasakan, Rabu (8/1). Rencana latihan pagi yang seharusnya berlangsung di Stadion 10 Nopember itu harus batal lantaran pintu gerbang stadion sengaja tidak dibuka oleh petugas. Karena menunggu lama tanpa ada kepastian, tim akhirnya balik kucing ke markas di Menanggal Surabaya.
    
Sebelumnya, Persebaya ISL juga mengalami hal yang sama pada Senin (6/1) atau dua hari sebelumnya. Saat itu, rencana latihan mereka di stadion tersebut juga batal setelah petugas pengelola stadion memberitahukan bahwa pihak Dispora Surabaya melarang Persebaya ISL menggunakan lapangan.
    
Menurut informasi yang berkembang, Wali Kota Surabaya Tri Rismahirini sengaja tidak memberikan izin latihan bagi Persebaya ISL tersebut. Dengan pertimbangan, masalah dualisme yang terjadi di tim asal Kota Pahlawan ini harus diselesaikan lebih dahulu. Sayang, Risma tidak belum bisa dikonfrimasi terkait informasi tersebut.
     
Terkait insiden ini, Direktur Utama PT Mitra Muda Inti Berlian, perusahan pengelola Persebaya ISL mengatakan bahwa mereka tidak kaget dengan masalah tersebut. Menurut dia, masalah perizinanan penggunaan stadion tersebut hanya karena miskomunikasi antara beberapa pihak.
    
"Kami juga sudah terbiasa dengan masalah seperti ini. Toh, selama dua musim di Divisi Utama, kami tidak pernah menggunakan fasilitas pemerintah. Meski saat itu kami harus bermain tanpa penonton dan menyewa stadion dengan dana besar," ujar pria berkacamata itu.
       
Tapi, lanjut Diar, kalau larangan ini berkepanjangan, maka itu menjadi kerugian tersendiri bagi pemerintah Kota Surabaya. "Karena salah satu pendapatan terbesar dari penggunaan stadion adalah dari kompetisi ISL. Jadi, kalau kami dilarang main di Surabaya, kami akan cari stadion di daerah lain. Dan, itu akan menjadi kerugian terbesar bagi Surabaya," tegasnya.
       
Sementara itu, Saleh Ismail Mukadar Komisaris Utama Persebaya Surabaya memuji keberanian Risma yang melarang Persebaya ISL menggunakan fasilitas Pemerintah kota Surabaya itu. "Kebijakan itu adalah bagian dari perlindungan Wali Kota kepada Rakyatnya," tegas Saleh.
       
Menurut Saleh, potensi konflik antar suporter sangat tinggi bila Persebaya ISL tetap diizinkan berlatih di Stadion Gelora 10 Nopember. "Karena kalau terjadi benturan masa di lapangan, maka sudah tentu Wali Kota dan pihak kepolisian yang disalahkan," timpal Saleh. (dik)

BACA JUGA: Udinese Lawan Inter, Proteksi Opsi ke Eropa

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lawan Persepam, Arema tak Mau Kuras Tenaga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler