Slank

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Minggu, 30 Mei 2021 – 08:25 WIB
Slank. Foto: Dedi Yondra/JPNN.Com

jpnn.com - Woy siapa yang kentut nih..? Bang bang tut akar kulang kaling
Siapa yang kentut ditembak raja maling
Musuh dalam selimut, sama juga maling
Mulut bau kentut, di belakang ngomong miring

Itu adalah potongan lirik lagu "Bang Bang Tut" dari grup band Slank.

BACA JUGA: Abdee Negara jadi Komisaris Telkom, Triawan Munaf dan Peter Gontha Merespons Begini

Semua Slankers di Indonesia pasti hafal lagu itu, karena itu salah satu hit Slank.

Bang Bang Tut adalah bagian dari tembang atau lagu yang biasanya dinyanyikan dalam dolanan atau permainan di lingkungan anak-anak di Jawa.

BACA JUGA: Bagi yang Tahu Abdee Slank, Tidak Akan Meragukannya

Lagu ini semacam mediasi untuk menyelesaikan sengketa dalam satu kelompok.

Ketika terjadi masalah dalam kelompok dan tidak ada yang mengaku bersalah maka mekanisme Bang Bang Tut dipakai untuk menyelesaikan masalah.

BACA JUGA: Abdee Slank Jadi Komisaris Telkom, Pay Burman Berkomentar Begini

Masalah itu digambarkan dalam kasus seseorang yang kentut atau buang gas. Ketika sekelompok anak bermain tiba-tiba ada yang kentut dan mengeluarkan bau tidak sedap. Yang terjadi kemudian saling tuding karena masing-masing tidak ada yang saling mengaku.

Mekanisme untuk menyelesaikan masalah ini sangat khas anak-anak, sederhana, polos, lugu, tetapi efektif, dan yang penting, semua senang tidak ada yang harus kehilangan muka.

Semua anggota kelompok berdiri membuat lingkaran. Lalu seorang anak dipilih secara aklamasi untuk menjadi pengadil dengan menyanyikan Bang Bang Tut.

Pada setiap syair yang dinyanyikan, si anak menggerakkan telunjuknya ke masing-masing anggota dalam lingkaran, termasuk ke arah dirinya sendiri.

Siapa yang kena tunjuk pada bagian akhir lagu maka dialah yang diputus bersalah sebagai si pembuang gas.

Mekanisme ini adil karena si pemimpin sendiri juga harus menunjuk dirinya sendiri. Dan ketika potongan akhir lagu mengarah ke diri si pemimpin maka dia pun harus rela menerima vonis sebagai si pembuang gas dan harus rela menerima hukuman.

Hukuman yang dijatuhkan adalah hukuman sosial dengan cara dituding beramai-ramai oleh teman-teman anggota grupnya.

Meski agak memendam rasa malu, tetapi siapa pun yang terkena vonis harus menerima keputusan dan tidak ada pledoi apalagi banding.

Semua menerima keputusan dengan senang, semua tidak ada yang dipermalukan, dan semua rukun dan melanjutkan permainan.

Inilah resolusi konflik khas anak-anak yang masih polos dan lugu.

Resolusi konflik adalah adalah suatu proses pemecahan masalah yang kooperatif dan efektif di mana konflik dilihat sebagai masalah bersama yang harus diselesaikan secara komperatif.

Mekanisme resolusi konflik sederhana ini penuh filosofi mengenai nilai-nilai kolektivitas dalam budaya Jawa.

Tidak ada upaya untuk mendiskreditkan seseorang, apalagi mempermalukannya atau menjatuhkan hukuman sosial yang mengisolasi.

Keputusan yang diambil tidak membuat komunitas pecah, malah sebaliknya makin solid.

Slank mengadopsi lagu Bang Bang Tut untuk menggambarkan kesetiaan dan persahabatan dalam sebuah komunitas manusia dewasa.

Ada intrik dan pengkhianatan dalam interaksi sosial itu. Namun, mekanisme resolusi konflik yang ditawarkan Slank beda dengan gaya anak-anak yang damai, karena solusi Slank terhadap si pembuang gas adalah "ditembak raja maling".

Dalam komunitas yang digambarkan Slank terjadi konflik yang penuh intrik karena ada musuh dalam selimut yang dituduh sebagai maling.

Ada juga yang mulutnya dianggap bau kentut karena suka berbicara buruk dengan nada miring.

Hari-hari ini Slank berada di pusaran kentut itu. Salah satu personelnya, Abdi Negara Nurdin atau lebih dikenal sebagai Abdee Slank, diangkat menjadi komisaris perusahaan telekomunikasi milik negara PT Telkom.

Bau kentut yang tidak sedap menyebar ke mana-mana. Abdee dianggap tidak punya kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi komisaris sebuah perusahaan BUMN strategis seperti PT Telkom.

Abdee mendapat jabatan itu sebagai bagian dari bagi-bagi jabatan untuk membalas budi para pendukung Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019.

Menteri BUMN Erick Thohir membagi-bagi jabatan itu kepada Abdee sebagaimana dilakukannya kepada para anggota tim sukses Jokowi lainnya.

Sudah sangat banyak nama-nama tim sukses yang sudah kebagian jatah jabatan komisaris, tetapi penunjukan Abdee ini menimbulkan bau yang paling menyengat dibanding lainnya.

Ketika beberapa waktu yang lalu Erick Thohir menunjuk Ketua PBNU Said Agil Siradj sebagai komisaris PT KAI yang mengurusi perkeretaapian, bau tidak sedap meruyak.

Namun, lama-kelamaan bau itu hilang dengan sendirinya. Erick Thohir yang menjadi ketua tim sukses Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019, rupanya sudah hafal dengan kondisi ini.

Karena itu ia pede saja menunjuk Abdee sebagai komisaris Telkom.

Bau tidak sedap memang lebih menyengat, tteapi seperti biasanya, lama-lama akan hilang dengan sendirinya.

Slank memang menjadi pendukung kuat Jokowi sejak Pilpres 2014.

Adalah Abdee Slank yang mengorganisasikan Konser Dua Jari pada 2014 untuk mendukung pasangan nomor urut dua, Jokowi-JK ketika itu.

Konser yang cukup spektakuler ini menjadi salah satu faktor penting kemenangan Jokowi atas pasangan nomor urut satu, Prabowo-Hatta.

Hal yang sama juga dilakukan Abdee pada pilpres 2019 ketika ia mengorganisasikan Konser Putih Bersatu Menuju Kemenangan Indonesia Maju Bersama Gerakan #BarengJokowi.

Konser ini dianggap memberi kontribusi signifikan bagi pasangan Jokowi-Ma,ruf Amin menghadapi Prabowo-Sandi Uno.

Slank adalah simbol perlawanan generasi muda terhadap kemapanan dan ketidakdilan.

Para penggemarnya disebut sebagai Slankers dan berhimpun dalam organisasi yang rapi. Jumlah mereka setengah juta orang, tetapi secara riil jumlah penggemar Slank jutaan orang.

Dengan jumlah fan yang besar Slank menjadi grup musik dengan penggemar erbesar di Indonesia.

Selain Slank, Iwan Fals adalah musisi dengan fan dengan jumlah jutaan. Penggemar Iwan Fals berhimpun dalam organisasi OI (Orang Indonesia) dengan anggota diperkirakan mencapai enam juta orang.

Iwan Fals dan Slank adalah suara perlawanan yang menjadi kanalisasi kekecewaan kalangan anak muda yang marjinal melalui lagu. Lagu-lagu Iwan Fals dan Slank menyuarakan kritik sosial dan politik yang tajam.

Iwan Fals dan Slank kemudian sama-sama mendukung Jokowi. Slank lebih langsung terlibat melalui konser-konser, sementara Iwan lebih banyak melalui aksi-aksinya di luar musik.

Namun, beberapa waktu terakhir Iwan kembali bersikap kritis terhadap Jokowi, sementara Slank masih tetap konsisten mendukung Jokowi.

Iwan memilih kembali bersikap kritis terhadap pemerintahan Jokowi karena banyak anggota OI yang kecewa.

Sebagian pendukung Slank juga kecewa karena menganggap Slank sudah kehilangan daya kritis. Dalam banyak kasus Slank dianggap diam.

Pengangkatan Abdee sebagai komisaris, mungkin, akan membuat makin banyak penggemar yang Slank kecewa dan merasa kehilangan.

Mencintai kamu, sama saja menggantung leherku
Bikin sakit hati trus langsung ditinggalin
Mencintai kamu, bikin dompet gue kebobolan
Hidup nggak keurus sibuk meladeni kamu
Mencintai kamu, jadi nggak doyan sama makan
Badan gue kurus capek melayani kamu
Balikin-balikin kehidupanku yang seperti dulu lagi
Balikin-balikin kebebasanku yang seperti dulu lagi. (*)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler