jpnn.com, JAKARTA - Meski saat ini masih masa pandemi COVID-19, siswa-siswa SMA Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School tetap mampu berprestasi dalam ajang Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2020.
KSN 2020 merupakan ajang kompetisi yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
BACA JUGA: Kemendikbud: Pemenang KSN SMA 2020 jadi Wakil Indonesia di Olimpiade Sains Internasional
Di ajang tersebut, tim olimpiade SMA Cahaya Rancamaya, yaitu Olymipad Squad of Cahaya Rancamaya (OSCAR) mendulang medali, satu perak dan dua perunggu.
Direktur Pendidikan Sekolah Cahaya Rancamaya Dr Ari Rosandi, M.Pd menjelaskan, SMA Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School mengirimkan enam siswa yang mewakili Jawa Barat dalam kompetisi nasional itu.
BACA JUGA: Eduversal Gelar Pelatihan Persiapan KSN 2021 secara Daring
Enam siswa tersebut Ernest Regia Achmad Chandra (Matematika), Muhammad Luqman Hakim (Fisika), Muhammad Mikail Rais (Fisika), Muflih Naufal Maxi (Komputer), Imam Ardiansyah (Biologi), dan Zidane Yhandra Devano (Geografi).
Tiga dari enam siswa mendapatkan medali, yaitu Muflih Naufal Maxi (Informatika - Perak), Ernest Regia Achmad Chandra (Matematika - Perunggu) dan Muhammad Lukman Hakim (Fisika - Perunggu).
BACA JUGA: Doni Monardo Menyampaikan Kabar Gembira, Sangat Luar Biasa
Atas capaian tersebut Dr Ari Rosandi, M.Pd memberikan apresiasi kepada tim olimpiade OSCAR dan jajaran guru yang berjuang untuk kesuksesan para siswanya dalam kompetisi KSN 2020.
"Ini capaian yang patut dibanggakan di tengah situasi penuh keterbatasan akibat COVID-19," kata Ari Rosandi dalam keterangan resminya, Rabu (21/10).
Apresiasi juga disampaikan Kepala SMA Cahaya Rancamaya Hamzah Dwi Handoko, ST.
Prestasi ini menunjukkan siswa dan guru tidak kehilangan semangat untuk mengejar prestasi.
Sementara Muhammad Lukman Hakim, siswa termuda dalam tim tersebut mengungkapkan, sedikit mengalami kesulitan saat KSN daring.
"KSN tahun ini feel-nya kurang dapat karena kan daring," kata siswa kelas X SMA Cahaya Rancamaya ini.
Meski begitu, persiapan tetap harus dilakukan mengingat ketatnya persaingan dalam kompetisi ini. Pembinaan yang sangat intensif, belajar sampai tengah malam!.
Lukman bahkan sampai pusing dan masuk angin karena belajar sampai lupa waktu.
Hal lain yang selalu dilakukan Lukman adalah doa dan membaca surat Al-Fath setiap hari dengan harapan dimudahkannya jalan menuju kemenangan oleh Allah SWT.
Lain lagi ceritanya Zidane. Tidak masuk dalam nominasi peraih medali KSN 2020 bukan merupakan akhir segalanya.
Zidane memang tidak dapat medali, tetapi dia bisa mengukur kemampuan diri dan menemukan bahwa bisa belajar 15 jam sehari.
"Nikmatin aja dulu prosesnya, hasil mah bonus," ucap Zidane.
Muhammad Mikail Rais yang juga merupakan ketua OSIS SMA Cahaya Rancamaya menyampaikan hal sama.
Menurut dia, KSN tahun ini menantang karena dilakukan secara daring. Walaupun begitu KSN kali ini tidak kalah seru karena ada penampilan-penampilan yang memukau sehingga tidak monoton.
Mikail menilai KSN 2020 menjadi bukti bahwa berprestasi itu bisa di mana saja dan dalam kondisi apa pun. Walaupun dari rumah, prestasi bisa diukir asalkan tetap serius dan semangat belajar.
Ari Rosandi menambahkan, KSN 2020 merupakan sarana yang tepat untuk memacu siswa dalam belajar dan berusaha lebih untuk berkompetisi di tengah kondisi pandemi COVID-19.
Dia berharap, raihan dalam KSN 2020 bisa menambah semangat seluruh siswa Cahaya Rancamaya untuk terus berprestasi di bidangnya masing-masing. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad