NEWYORK--Smartphone diprediksi akan menjadi fenomena pasar masal awal tahun ini dengan pengiriman tahunan melonjak satu miliar unit secara global untuk pertama kalinya. Pasalnya, pada 2013 smartphone diprediksi bakal menjadi obyek sehari-hari di seluruh dunia.
Demikian hasil analisa studi akuntan Deloitte. Disisi lain, pengguna yang membawa jumlah ponsel aktif baik layar sentuh ataupun keyboard alfabet (qwerty) bakal melonjak menjadi dua miliar pada akhir tahun ini.
Aksesibilitas sehari-hari juga kesan sebagai barang mewah bakal memungkinkan adanya penurunan harga dan kualitas jaringan mobile yang lebih baik. Harga jual rata-rata iPhone tetap di atas USD 600 atau sekitar Rp 5,8 juta dan menempatkan gadget Apple di luar jangkauan kebanyakan pembeli. Namun smartphone berperforma tinggi dengan kamera yang baik, layar cerah dan prosesor cepat sekarang tersedia dengan harga lebih murah seperti yang didapat dari produsen macam HTC dan Nokia.
Deloitte memperkirakan 500 juta ponsel yang terjual berharga USD 100 (Rp 1 juta) atau kurang dari sejuta. Bahkan beberapa negara berkembang berinisitif membuat produk dengan harga sekitar USD 50 atau hanya Rp 500 ribu.
"Namun, penelitian di beberapa negara menunjukkan satu dari lima pemilik dari komputer portabel canggih jarang atau tidak pernah terhubung ke web. Perangkat ini tidak akan menganggur, tapi pemiliknya akan menggunakannya untuk aktivtas selular tradisional macam pesan teks (SMS), panggilan suara dan mengambil foto sesekali," ujar sumber Analis Telekomunikasi Deloitte Paul Lee, seperti dikutip guardian (6/1).
Dijelaskannya, penetrasi smartphone mengalami kenaikan tahun ini namun penetrasi penggunaan layanan data tidak sejalan hal itu. Pasalnya, tidak setiap ponsel akan digunakan sesuai kemampuannya. Banyak ponsel yang digunakan hanya untuk SMS dan panggilan telepon saja. Lantaran tarif 3G yang tinggi, dan koneksi internetnya (3G) masih sulit didapat. (Esy/jpnn)
Demikian hasil analisa studi akuntan Deloitte. Disisi lain, pengguna yang membawa jumlah ponsel aktif baik layar sentuh ataupun keyboard alfabet (qwerty) bakal melonjak menjadi dua miliar pada akhir tahun ini.
Aksesibilitas sehari-hari juga kesan sebagai barang mewah bakal memungkinkan adanya penurunan harga dan kualitas jaringan mobile yang lebih baik. Harga jual rata-rata iPhone tetap di atas USD 600 atau sekitar Rp 5,8 juta dan menempatkan gadget Apple di luar jangkauan kebanyakan pembeli. Namun smartphone berperforma tinggi dengan kamera yang baik, layar cerah dan prosesor cepat sekarang tersedia dengan harga lebih murah seperti yang didapat dari produsen macam HTC dan Nokia.
Deloitte memperkirakan 500 juta ponsel yang terjual berharga USD 100 (Rp 1 juta) atau kurang dari sejuta. Bahkan beberapa negara berkembang berinisitif membuat produk dengan harga sekitar USD 50 atau hanya Rp 500 ribu.
"Namun, penelitian di beberapa negara menunjukkan satu dari lima pemilik dari komputer portabel canggih jarang atau tidak pernah terhubung ke web. Perangkat ini tidak akan menganggur, tapi pemiliknya akan menggunakannya untuk aktivtas selular tradisional macam pesan teks (SMS), panggilan suara dan mengambil foto sesekali," ujar sumber Analis Telekomunikasi Deloitte Paul Lee, seperti dikutip guardian (6/1).
Dijelaskannya, penetrasi smartphone mengalami kenaikan tahun ini namun penetrasi penggunaan layanan data tidak sejalan hal itu. Pasalnya, tidak setiap ponsel akan digunakan sesuai kemampuannya. Banyak ponsel yang digunakan hanya untuk SMS dan panggilan telepon saja. Lantaran tarif 3G yang tinggi, dan koneksi internetnya (3G) masih sulit didapat. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Toyota Kenalkan Smart Mobil
Redaktur : Tim Redaksi