SMK Pertanian Mulai Diminati

Jumat, 02 Februari 2018 – 09:08 WIB
Para siswa SMK siap melakukan magang kerja ke perusahaan. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo lewat Inpres Nomor 9 Tahun 2016 telah menginstruksikan untuk revitalisasi sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam rangka peningkatan daya saing sumber daya manusia.

Tahun lalu 219 SMK sudah direvitalisasi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun ini berencana meniingkatkan menjadi 350.

BACA JUGA: Menko PMK Luncurkan Program Revitalisasi SMK di Surakarta

Mendorong lulusannya menjadi wirausahawan adalah salah satu gol yang akan dicapai.

Kamis (1/2), Direktur Pembinaan SMK Bakhrun bertemu dnegan pihak the Southeast Asian Minister of Education Organization (SEAMEO) dan SEAMEO BIOTROP (SEAMEO Regional Center for Tropical Biology.

Tujuannya adalah untuk membicarakan pengembangan pendidikan vokasi di Asia Tenggara. Dalam pertemuan tersebut muncul beberapa gagasan untuk peningkatan SMK.

”Pembinaan akan ke SMK. Sekitar 20 hingga 30 SMK dipilih untuk mengembangkan pertanian,” tutur Bakhrun.

SMK Pertanian menjadi sasaran lantaran jurusan tersebut mulai diminati. Menurut Bahkrun kenaikan siswa SMK Pertanian bisa mencapai empat hingga lima persen.

”Sekarang hanya satu atau dua orang saja dalam satu kelas yang mau berwirausaha,” katanya.

Mata pelajaran pun akan disesuaikan. Bahkrun mencontohkan bahwa akan ada mata pelajaran komunikasi digital. Ini untuk melatih siswa agar mampu memasarkan produknya dalam era digital, menggunakan gawai.

Bahkrun optimis jika dalam tiga tahun lagi akan ada perubahan. ”Memang tidak mudah tapi lima siswa saja di setiap sekolah mau berwira usaha itu sudah bagus,” ungkapnya.

Sementara itu Irdika Mansur, Direktur SEAMEO BIOTROP, menjelaskan bahwa pihaknya memiliki teknologi pertanian yang bisa membantu pembelajaran siswa SMK.

Misalnya saja untuk jurusan agrobisnis dan agroteknologi serta perikanan. ”BIOTROP ingin transfer ilmu ke siswa. Sehingga pengetahuannya bisa up to date,” ujar Irdika.

Dia mencontohkan jika pihaknya bisa mengembangkan budidaya buah asli daerah yang akan punah. Pembudidayaan bisa dilakukan oleh SMK di wilayah buah itu tumbuh.

Contohnya saja matoa. Maka SMK di Papua bisa mengembangkan buah tersbut. ”Itu kan memberdayakan SMK terdekat,” ujarnya.

Bahkan pengembangan tersebut harus menghasilkan hasil premium. Sehingga bisa menguntungkan dan memicu para siswa untuk bewira usaha. (lyn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler