Sniper Terbaik Dunia itu Sisakan 1 Peluru untuk Menembak Dirinya Sendiri

Kamis, 05 Maret 2015 – 08:51 WIB

jpnn.com - SEBELUM mengembuskan nafas terakhirnya, salah satu sniper terbaik yang dimiliki Indonesia, Tatang Koswara menceritakan kenangannya saat menjalankan operasi militer Timor Timur 1977-1978 di acara Hitam Putih Trans7. 

“(Tatang bisa) melumpuhkan 49 lawan dengan 50 butir peluru,” tulis host Hitam Putih Dedy Corbuzier dalam blog pribadinya martercorbuzier.com.  

BACA JUGA: Hmm...Nasdem Kerahkan 4 Lembaga Survey

Tak hanya itu, Tatang juga punya cara tersendiri untuk mensiasati apabila dirinya tertangkap musuh. Yakni, dia menyisakan satu butir peluru untuk dirinya sendiri apabila dia tertangkap. “Ya ia akan menembak dirinya sendiri dibanding jatuh ditangan lawan,” lanjut Dedy.

Seperti diberitakan sebelumnya, Tatang meninggal dunia di saat menjadi bintang tamu Hitam Putih Selasa (3/4). Diduga dia meninggal akibat serangan jantung. 

BACA JUGA: Pesan Tatang Koswara, Sniper Terbaik Dunia Sebelum Meninggal Dunia

Anak ketiga Tatang yakni Tubagus Abdi Yudha,39, menceritakan, Tatang memang menjadi bintang tamu dalam acara tersebut. Dia sempat mengikuti segmen pertama, kemudian istirahat diselingi oleh bintang tamu lain.

Namun, saat memasuki segmen berikutnya, Tatang pingsan karena terkena serangan jantung. Dia kemudian dilarikan ke RS Medistra. “Tapi dokter di RS menyatakan bapak sudah meninggal," tutur Tubagus,di rumah duka Kavling Lumba-Lumba No. 2 Kompleks Hiu Macan, Cibaduyut, Kabupaten  Bandung, Rabu (4/3).

BACA JUGA: Sniper Terbaik Dunia dari Indonesia itu Berpulang

Menurutnya, pada saat berangkat ke Jakarta, kondisinya masih baik-baik saja, dimungkinkan karena kelehan penyakit jantungnya kambuh. "Sebelum ke Trans7, bapak menjadi pembicara dulu di Mabes TNI. Baru setelah itu, menuju Trans7," terangnya.

Tubagus sendiri, mendapat firasat sebelum ayahnya pergi. Menurutnya, dia merasa sangat berat melepas Tatang saat tim dari Trans7 menjemputnya ke Rumah. "Saya khawatir terjadi sesuatu di jalan, bukan jantungnya,"katanya.

Saat mendapatkan informasi almarhum meninggal di Jakarta, Yudah sangat terpukul. Apalagi, ia tidak bisa mendampingi almarhum di akhir hidupnya.

Prosesi pemakaman Tatang sendiri,dilakukan sekitar pukul 11.30, walaupun sudah disediakan tempat di Taman Makam Pahlawan Cikutra Kota Bandung, namun keluarga memilih memakamkan Tatang di TPU Kampung Sayuran RW 08, Desa Cangkuang Kulon, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. (mld/mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Atasi Begal, Ini Saran Menteri Khofifah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler