jpnn.com - MOSKOW - Edward Snowden kembali membongkar kelakuan intelijen di Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, (NSA) dan The Government Communications Headquarters (GCHQ) di Inggris. Snowden menyebut NSA dan GCHQ secara diam-diam telah berhasil memecahkan teknologi yang digunakan untuk mengenkripsi atau melindungi layanan internet seperti online banking, data medis dan email.
"Badan Keamanan Nasional (NSA) AS dan GCHQ Inggris meretas protokol-protokol kunci keamanan online," kata Snowden seperti dilansir laman The Guardian, Jumat (6/9).
BACA JUGA: NASA Kirim Misi Peneliti Debu Bulan
Menurut Snowden, NSA telah menghabiskan dana USD 250 juta atau lebih dari Rp 2,5 triliun setiap tahunnya untuk program rahasia yang diberi sandi Bullrun. Nama itu diambil dari perang sipil Amerika.
Snowden yang kini mendapat suaka dari Rusia juga mengungkapkan, Inggris menggunakan program rahasia bernama Edgehill, yang diambil dari nama perang sipil pertama di negeri kerajaan itu. Mantan kontraktor NSA itu juga mengatakan, badan-badan intelijen Inggris dan AS berkonsentrasi pada enkripsi yang digunakan di ponsel pintar 4G, email, belanja online dan jejaring komunikasi bisnis jarak jauh.
BACA JUGA: Sebulan, Tiga Aktor Film Porno AS Tertular HIV/AIDS
Di bawah Bullrun, NSA membangun komputer super canggih untuk menembus teknologi yang mengacak dan mengenkripsi informasi pribadi ketika pengguna internet mengakses berbagai layanan internet. NSA juga bekerja sama dengan banyak perusahaan teknologi tanpa nama untuk membuat semacam pintu belakang (back door) ke piranti lunak mereka, sesuatu yang akan memungkinkan pemerintah mengakses informasi sebelum dienkripsi dan dikirim melalui internet.
New York Times dalam laporannya mengungkapkan, sebagaimana komputer super, metode yang digunakan NSA meliputi rekayasa teknis, perintah pengadilan dan persuasi di balik layar untuk menaklukkan protokol perlindungan keamanan komunikasi sehari-hari. Sebelumnya, AS dilaporkan mulai menginvestasi miliaran dolar untuk program Bullrun pada 2000-an setelah mereka gagal membuat "pintu belakang" di semua sistem enkripsi.(esy/jpnn)
BACA JUGA: Sekeluarga Hidup tanpa Bantuan Teknologi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibunuh Taliban setelah Dua Dekade Lolos dari Sekapan Taliban
Redaktur : Tim Redaksi