jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono mengatakan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terbukti andal dalam berbisnis, memasarkan produk alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang diproduksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pindad, IPTN dan PT PAL.
Prabowo diketahui aktif menawarkan alutsista pada sejumlah menteri pertahanan negara lain. "Jika negara-negara luar tertarik dan membeli alutsista produk Indonesia, maka akan banyak menghasilkan devisa bagi negara, serta meningkatkan surplus neraca perdagangan yang selama ini masih belum tinggi surplusnya dibanding impor," ujar Arief di Jakarta, Jumat (22/11).
BACA JUGA: Ciee...Mbak Titiek Doakan Khusus untuk Prabowo Subianto
Menurut Arief, upaya Prabowo harus didukung semua pihak, terutama perusahaan pelat merah yang memproduksi alutsista. Perusahaan yang ada ditantang untuk bisa memproduksi alutsista secara efisien dan tepat waktu, sehingga harga bisa bersaing dengan alutsista produksi negara lain.
"Namun, berdasarkan data yang ada, BUMN produsen alutsista terkesan lame duck. Misalnya PT Pindad, PT PAL dan IPTN, sudah banyak pejabatnya menjadi pesakitan, dipenjara akibat korupsi," ucapnya.
BACA JUGA: Bursa Calon Dirut PLN: Arief Poyuono Dukung Ahok atau Sandiaga Uno?
Kondisi lain, kinerja BUMN penghasil alutsista terkesan lamban. Buktinya, banyak pesanan dari TNI tidak selesai tepat waktu. Selain itu, equipment-nya juga tidak lengkap ketika diserahkan ke pemesan dan harga yang ditawarkan jauh lebih mahal dari alutsista sejenis yang diproduksi negara lain.
"Jadi, maaf saja Pak Menhan, tolong minta Pak Menteri BUMN agar memperhatikan BUMN strategis penghasil alutsista. Harus diberesin dulu pejabat-pejabat dan budaya kerjanya, agar enggak malingan dan profesional. Setelah itu, baru bisa jualan produk," katanya.
BACA JUGA: Temui Prabowo, Menhan Ghana Lontarkan Pujian
Arief khawatir, jika pembenahan tidak dilakukan, maka BUMN yang memproduksi alutsista akan terus merugi karena sering diprotes sama konsumen. "Seperti kasus pembelian pesawat dari IPTN oleh Thailand atau kapal dari PT PAL yang kena klaim kerugian oleh pembeli," pungkas Arief. (gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang