jpnn.com - Sosok calon wakil presiden untuk Joko Widodo memang masih ramai dibicarakan. Terakhir, muncul rumor 10 kandidat yang sudah masuk ke kantong Jokowi. Begitu pula mengenai peran Jusuf Kalla dalam membantu Jokowi terkait pencalonannya kembali sebagai presiden Republik Indonesia.
Semua pertimbangan tentu akan dipakai dalam menentukan siapa calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi. Saya melihat, mungkin pendekatan yang akan digunakan lebih pada tantangan lima tahun ke depan itu seperti apa. Sebab, itu periode terakhir Jokowi bila terpilih kembali sebagai presiden.
BACA JUGA: Tiga Parpol Ini Patut Diacungi Jempol
Saya pikir tantangan lima tahun ke depan masih soal ekonomi, selain tentu saja masalah hukum. Bagaimanapun, dua persoalan itu yang saat ini betul-betul butuh perhatian dan kepemimpinan. Sosok yang mumpuni di dua bidang itulah yang akan melengkapi Jokowi dalam pencalonannya sebagai presiden untuk kali kedua.
Dari nama-nama yang sudah beredar saat ini, saya melihat ada tiga orang yang punya peluang lebih dibandingkan yang lain. Satu dari partai politik dan dua orang dari nonparpol. Untuk calon berlatar belakang parpol, yang saya pikir memiliki peluang lebih dibandingkan yang lain ya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
BACA JUGA: Tak Heran Ada Upaya Jauhkan Jokowi dari PDIP, Ini Sebabnya
Mengapa demikian, ada satu fakta yang tidak terbantahkan. Bagaimanapun, Airlangga adalah ketua umum partai politik terbesar kedua setelah PDIP. Kita bisa lihat hasil Pemilu Legislatif 2014, Golkar berada di urutan kedua. Itu saja faktor yang membuat Airlangga memiliki peluang lebih baik ketimbang tokoh-tokoh lain yang sama-sama berlatar belakang partai politik.
BACA JUGA: Yakini PKS Tak Akan Lari dari Prabowo karena TGB, Asalkan...
Sementara itu, untuk tokoh berlatar belakang nonpartai politik, saya melihat sosok Mahfud MD dan Sri Mulyani. Bagi saya, baik Sri Mulyani maupun Mahfud MD merupakan tokoh yang kompeten di bidang masing-masing. Sri Mulyani berkompeten di bidang ekonomi dan Mahfud MD berkompeten di bidang hukum.
Meski demikian, yang lebih menentukan dalam konteks penentuan calon wakil presiden untuk Jokowi tentu saja adalah Megawati, ketua umum PDIP. PDIP adalah partai pengusung utama Jokowi sekaligus peraih suara terbanyak dalam Pemilu Legislatif 2014. Sebagaimana yang sudah kita lihat dalam pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor.
Untuk JK, yang diberitakan akan membantu Jokowi pada pilpres nanti, perannya akan tetap ada. Tapi, mungkin tidak akan terlampau besar sebagaimana Megawati. Saya justru berharap JK memiliki peran lain. Yaitu, mendorong munculnya calon presiden penantang Jokowi. Mudah-mudahan ke situ arahnya.
Mengapa demikian? Agar Jokowi tidak menghadapi kotak kosong. Sebab, tokoh-tokoh lain saat ini masih mengambang. Kalau saya, titik perhatiannya di situ. Jangan sampai Jokowi melawan kotak kosong, jangan sampai Jokowi tidak punya saingan. Itu tidak lain agar kualitas demokrasi kita bisa lebih baik. (byu/c17/oni)
Menakar Elektabilitas Cawapres Jokowi
Indikator Politik Indonesia
Sri Mulyani : 6,1 persen
Mahfud MD : 5,0 persen
Muhaimin Iskandar : 2,6 persen
Chairul Tanjung : 1,5 persen
Airlangga Hartarto : 1,2 persen
Moeldoko : 0,8 persen
M. Romahurmuziy : 0,2 persen
Indo Barometer
Muhaimin Iskandar : 5,8 persen
Mahfud MD : 1,9 persen
Sri Mulyani : 1,3 persen
Wiranto : 1,1 persen
TGB Zainul Majdi : 0,8 persen
Airlangga Hartarto : 0,8 persen
Moeldoko : 0,7 persen
Poltracking
Muhaimin Iskandar : 7,3 persen
Sri Mulyani : 3,9 persen
Chairul Tanjung : 1,4 persen
Airlangga Hartarto : 0,4 persen
M. Romahurmuziy : 0,3 persen
Sumber: Hasil Penelitian Lembaga Survei
BACA ARTIKEL LAINNYA... Baliho Bergambar Jokowi Roboh Tewaskan Pengendara
Redaktur : Tim Redaksi