Soal Kerumunan di Maumere, Chandra Menyoroti Suvenir di Mobil Jokowi

Rabu, 24 Februari 2021 – 09:06 WIB
Ketua Eksekutif Nasional BHP KSHUMI Chandra Purna Irawan. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pelita Umat Chandra Purna Irawan angkat bicara terkait video kerumunan Presiden Jokowi yang viral di mesia sosial.

Diketahui, peristiwa itu terjadi pada Selasa (23/2) kemarin, saat Presiden Ketujuh RI itu melakukan kunjungan kerja ke Maumere, NTT.

BACA JUGA: Jokowi Lambaikan Tangan di Tengah Kerumunan, Novel Bamukmin: Dia Mah Bebas

Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, kerumunan massa itu terjadi secara spontanitas.

"Apabila dinyatakan spontanitas warga menyambut, lalu berkerumun mengelilingi Presiden. Apakah pihak protokol tidak mengantisipasi?" kata Chandra kepada JPNN.com, Rabu (24/2).

BACA JUGA: Jokowi Lambaikan Tangan di Tengah Kerumunan, Kubu Habib Rizieq Merespons Begini

Chandra menilai alasan tersebut terkesan tidak logis. Sebab, secara logika aparat keamanan sudah dipastikan mempersiapkan pengamanan bahkan dalam radius yang cukup jauh.

"Kemudian pada saat terjadi kerumunan apakah dibubarkan? Apakah ada pernyataan Presiden untuk memerintahkan bubar?" kata ketua eksekutif BPH KSHUMI (Komunitas Sarjana Hukum Muslim Indonesia) ini.

BACA JUGA: Ada Kerumunan Massa di Acara Presiden Jokowi, Munarman Berkomentar Begini

Chandra lantas menyoroti aksi mantan gubernur DKI Jakarta itu membagi-bagikan suvenir kepada warga yang berkerumun.

"Terkait Presiden membagikan suvenir, apakah suvenir tersebut selalu ada dalam mobil? Kalau ada berarti dapat dinilai mempersiapkan diri?" lanjut pria yang berprofesi sebagai pengacara ini.

Chandra lantas berpendapat bahwa hancurnya sebuah negara bukan karena ada demonstrasi atau bukan karena kritik ataupun lantaran ada oposisi.

"Melainkan hukum tidak diperlukan sama kepada seluruh warga negara Indonesia termasuk Presiden. Semestinya berdasarkan asas hukum equality before the law (kesamaan dihadapan hukum). Saya jadi teringat dengan perkara Habib Rizieq Shihab," pungkas Chandra.

Sebelumnya Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin membenarkan video viral kegiatan Presiden Jokowi itu.

"Benar itu video di Maumere. Setibanya di Maumere, presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Bendungan Napun Gete," kata Bey.

BACA JUGA: Dramatis, Penangkapan HE Sempat Jadi Tontonan Warga

Bey menerangkan, Jokowi dan rombongan sudah ditunggu masyarakat di pinggir jalan.

Saat rombongan melambat, masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti.

Mengenai aksi presiden yang menunjukkan dirinya, menurut Bey, hanya sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat.

BACA JUGA: Roy Suryo Meneliti Video Jokowi Melambaikan Tangan di Tengah Kerumunan, Kesimpulannya...

"Jadi sebenarnya itu melihat spontanitas dan antusiasme masyarakat Maumere menyambut kedatangan Presiden Jokowi. Dan kebetulan mobil yang digunakan presiden atapnya dapat dibuka, sehingga presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," kata dia.

Bey menjelaskan, dari video pun terlihat presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker dengan menunjukkan yang ia gunakan.

"Itu spontanitas presiden untuk menghargai antusiasme masyarakat, suvenirnya itu buku, kaus, dan masker. Poinnya, presiden tetap mengingatkan warga tetap menaati protokol kesehatan," kata Bey.(fat/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler