jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Joko Widodo, terkait sikap Partai Amanat Nasional (PAN) yang memilih walkout ketika rapat paripurna pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilu di DPR belum lama ini.
Sikap PAN berbeda dengan mitra koalisi pemerintah lainnya, yang tetap bertahan di dalam ruang rapat paripurna DPR. Padahal, PAN termasuk koalisi pendukung pemerintah.
BACA JUGA: Simak! Pernyataan Keras Jokowi soal Insiden di Masjid Al Aqsa
"Kami serahkan sepenuhnya pada presiden untuk mengambil sikap untuk partai yang berbeda sebagai pendukung pemerintah," kata Ace usai diskusi 'Setelah DPR Memilih 20%' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/7).
Menurut Ace, Jokowi bisa memberikan penilaian terhadap kinerja masing-masing partai politik pendukung pemerintah. Salah satu yang bisa dinilai adalah kesolidan. "Seberapa besar solidaritas yang dimiliki partai pendukung pemerintah," ucap Ace.
BACA JUGA: Satu Kaki Jokowi Sudah di Periode Kedua, Ini Tantangan untuk Gerindra
Pada saat pengambilan keputusan mengenai pengesahan RUU Pemilu menjadi undang-undang, PAN bersama tiga partai lainnya, yakni Gerindra, Demokrat, dan PKS memilih meninggalkan ruang rapat paripurna alias walkout.
Paripurna memutuskan RUU Pemilu dengan presidential threshold (PT) atau ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen dari kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional.
BACA JUGA: Aksi Walkout PAN Bikin Golkar Tidak Nyaman
Dalam rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPR Setya Novanto, para anggota dari enam fraksi, yakni PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem, Hanura, PKB, dan PPP memilih opsi A.
Opsi A terdiri dari PT 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional, parliamentary threshold empat persen, sistem pemilu terbuka, alokasi kursi per dapil 3-10, serta konversi suara menggunakan Sainte-Lague murni. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra: PT 20 Persen Setting dari Jokowi dan Tauke-Taukenya
Redaktur & Reporter : Gilang Sonar