jpnn.com, JAKARTA - Eks Wakil Ketua Komisi Disiplin Asprov PSSI Maluku yang juga pengamat sepak bola Ronny Samloy mendukung penuh seruan pecinta sepak bola Indonesia agar Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan liga Indonesia direvolusi secara keseluruhan.
Hal itu dikatakan Ronny Samloy merespons gagasan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari soal pentingnya pembenahan total sepak bola Indonesia.
BACA JUGA: Ketum PSSI Ingatkan Komitmen Klub Soal Kesepakatan Membangun Timnas Indonesia yang Tangguh
Qodari menyampaikan hal itu berkaca pada kesuksesan Timnas dari beberapa negara di Asia yang menorehkan prestasinya di Piala Dunia Qatar 2022.
Menurut Samloy, upaya pembenahan total sepak bola nasional harus diawali dengan revolusi PSSI.
BACA JUGA: PSSI dan PT LIB Ingatkan Suporter Belum Bisa Menonton Langsung Liga 1 di Stadion
Sebab, hal ini sangat penting untuk memastikan transformasi sepak bola tanah air berjalan dengan baik.
“Yang pasti revolusi sepak bola itu penting dan menjadi keniscayaan, karena memang sepak bola Indonesia belum menunjukan trend positif, baik dalam tingkat Asia apalagi di tingkat internasional,” kata Samloy, Jumat (9/12).
Menurut Samloy, perbaikan sepak bola Indonesia perlu diawali dengan pembenahan total liga Indonesia yang masih berantakan.
Pasalnya, pemain-pemain (asing, red) yang bermain di liga utama Indonesia belum ada yang mampu memberikan pengaruh positif buat pemain lokal.
“Perbaikan liga juga sangat penting, minimal pemain yang berkiprah di liga Indonesia itu merupakan pemain dengan nama mentereng, meskipun mereka hanya 2 sampai 3 bulan, tetapi itu bisa menjadi motivasi buat para pemain lokal,” ujarnya.
Menurut Samloy, PSSI sebagai organisasi sepak bola nomor satu di Indonesia harus dirombak total, agar para oknum-oknum yang terlibat dalam pengaturan skor dan politik uang harus dibersihkan dari tubuh PSSI.
Bagi Samloy, pengurus PSSI ke depan selain memahami sepak bola, terutama calon Ketua Umum PSSI harus memiliki pengalaman mengatur organisasi sepak bola agar pengelolaan organisasi lebih profesional.
“PSSI juga perlu merevolusi diri dalam sistem, bahwa tidak boleh ada unsur politik. Jadi orang-orang yang mengurus sepak bola yaitu mereka yang benar-benar murni dari kalangan bisnis, sehingga pengelolaannya lebih profesional karena yang diutamakan di sini sepak bola itu menjadi sebuah industri yang bisa hidup dan menghidupkan para pemain sepak bola,” ujar Samloy.
Lebih lanjut, Samloy mengatakan transformasi sepak bola tanah air muaranya adalah tampil di Piala Dunia.
Dia optimistis hal itu bisa terjadi asalkan sistem rekrutmen pemain hingga pengelolaan organisasi federasi dilakukan secara profesional.
Berkaca pada pengalaman Jepang dan Korea Selatan, Samloy melihat tim sepak bola Asia tersebut bisa menembus dominasi Eropa dan Amerika Selatan.
Jepang dan Korea Selatan pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002, dan saat ini mampu menembus babak 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar.
Oleh sebab itu, Indonesia harus optimistis suatu saat bisa lolos tampil di piala dunia, karena negara Asia yang masuk piala dunia melakukan rekrutmen pemain secara profesional.
“Bahwa rekrutmen pemain itu yang dilihat adalah karakteristik pemain dan mereka juga punya militansi untuk membela Timnas,” ujar dia.
Soal Indonesia bisa lolos Piala Dunia bagi, menurut dia, hal itu bisa saja, yang penting semua stakeholder punya satu hati dalam merekrut pemaian maupun pelatih secara profesinal.
“Jangan karena punya kedekatan dengan orang orang PSSI lalu dimasukan ke Timnas,” tegas Samloy.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari, melalui video yang viral di media sosial, memberikan komentarnya terkait mandeknya prestasi sepak bola Indonesia.
Qodari juga menyinggung tentang mengapa "nasib" sepak bola Indonesia seolah tak sebaik di negara-negara Asia lainnya.
"Saya melihat, ada dua variabel penting di balik optimalnya performa timnas dari negara-negara Asia macam Arab Saudi, Korea Selatan dan Jepang," ungkap Qodari.
Melalui perhelatan Piala Dunia Qatar 2022, Qodari mencoba memetakan dua hal yang dianggapnya penting untuk menjadi cermin bagi sepak bola Indonesia agar lebih maju dan berkembang.
Pertama, revolusi sepak bola berbasis penguatan liga. Bercermin pada kemenangan Arab Saudi, bagi Qodari, adalah hal yang unik. Selain mengejutkan dunia, fakta menarik lainnya adalah terkait para pemain Timnas Arab Saudi yang mayoritas berasal dari klub bernama Al Hilal SFC: salah satu klub Ibu Kota Arab Saudi yang memang sebelumnya menjadi klub raksasa di tingkat Asia.
Qodari menilai, bahwa salah satu yang mampu mendorong performa sepak bola nasional adalah kuat dan sehatnya suatu liga lokal.
Liga adalah wadah bagi para pemain. Liga yang baik, tentu juga akan melahirkan pemain yang unggul dan bertalenta.
Kedua, penguatan kapasitas pemain lokal. Qodari melihat pemain yang berkarir di liga-liga utama luar negeri, utamanya di liga top Eropa, adalah variabel penting untuk kemajuan sepak bola Indonesia.
"Pemain Indonesia harus bisa berkarir dan bermain di liga-liga utama Eropa," ucap Qodari.
Profesionalitas liga dan kualitas permainan di liga-liga Eropa, lanjut Qodari, tentunya juga akan meningkatkan kemampuan pemain Indonesia.
Pada gilirannya, menurut Qodari, mampu meningkatnya kemampuan pemain juga akan menuai manfaat bagi sepak bola nasional.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari