jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny Gerard Plate mengatakan, dapat atau tidaknya PAN dan Partai Demokrat kursi menteri kalau bergabung dengan pemerintahan, tergantung Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Itu tergantung Pak Jokowi," tegas Johnny di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/6).
BACA JUGA: Tridianto Sebut Demokrat Cuma Takut Dicap Pengkhianat
Johnny menegaskan dulu pada Pilpres 2014 yang kerja adalah PDIP dan Partai Nasdem. Belakangan, kata dia, kala itu anggota kabinet pemerintahan Jokowi menjadi luas. "Kan tidak ada masalah," katanya.
BACA JUGA: NasDem Siapkan Kejutan di Pilgub Sulut 2020
BACA JUGA: PAN Yakin Pertemuan Jokowi - Prabowo Lebih Ampuh ketimbang Membubarkan Koalisi
Menurut dia, memang kondisi 2014 dan 2019 berbeda. Pada 2014, ujar Johnny, Koalisi Indonesia Hebat berhasil mengantarkan Jokowi menang pilpres, tetapi tidak cukup menjadi mayoritas di parlemen. Sebab, kala itu ada Koalisi Merah Putih di parlemen.
"Kalau sekarang (2019), kami menang pileg, dan kami yakin menang pilpresnya. Jadi, tentu berbeda, tetapi yang sama adalah anggota kabinet domain presiden," kata Johnny.
BACA JUGA: Respons Nasdem Soal Wacana Kursi Menteri untuk PAN dan Demokrat
Kendati demikian, wakil ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin itu mengingatkan, kalau PAN dan PD bergabung di kabinet, maka DNA politiknya harus jelas.
"Jangan di kabinet itu, keluar dari kabinet menentang kebijakan, akan tidak terjadi sinkron. Nah, itu nanti kan di kabinet juga tidak bisa efektif," ujarnya.
Selain itu, kata Johnny, juga harus bisa menerima program visi misi Jokowi dan Kiai Ma'ruf. Jangan sampai ketika masuk kabinet juga bawa visi misi sendiri yang tidak sejalan atau menabrak visi Jokowi. "Itu tentu tidak bisa diterima," tegasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Ini Anak Ketua DPD Nasdem Buleleng Dipolisikan
Redaktur & Reporter : Boy