MAKASSAR - Di beberapa sekolah, ujian berlangsung aman meskipun beberapa soal terlambat tiba di sekolah. Di SMAN 5 Makassar, Sulawesi Selatan, keterlambatan soal dan LJK menambah kekhawatiran pihak sekolah dan siswa di sekolah itu.
"Meskipun banyak siswa yang stres dengan keterlambatan soal ini, tapi kami memberikan pemahaman agar bisa dimengerti," ujar Rahman, Kepala SMA 5 Makassar.
Rahman menjelaskan, keterlambatan soal ini tidak perlu dipemasalahkan, karena tidak ada yang dirugikan. "Persoalan waktu bisa dilakukan dengan bijaksana pada siswa dan komitmen dari pengawas di ruangan. Tim pemantau dari Unhas serta keamanan dari pihak kepolisian juga bisa memahami," katanya.
Berbeda dengan Abd Kadir. Ketua panitia ujian mengaku khawatir dengan pelaksanaan UN yang amburadul. Apalagi, terdapat perbedaan karena ada satu bundel LJK yang berupa fotokopi. "Kami khawatir tentang LJK yang diberikan, apakah akan diperiksa lewat komputer atau secara manual. Takutnya nanti akan merugikan siswa kami," ujarnya.
Di MAN Model, tercatat 372 siswa mengikuti UN ini. Tak ada yang sakit, dan tak ada pula yang berkasus. "Saat ini pelaksanaan UN aman. Tidak ada siswa yang sakit dan tidak ada berkasus. Kami sudah wanti-wanti mereka jauh hari agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan mereka jelang UN," kata Kepala Sekolah MAN Model, Ahmad Hasan kepada FAJAR, Kamis (18/4).
Ia mengurai, banyaknya siswa yang ikut ujian di MAN Model ini karena ada enam sekolah MA yang mengikut. Di antaranya, MA Pondok Madinah, MA Mamajang, MA Alhidayah, MA Taman Pendidikan, MA Darul Istiqamah dan Tajmul Akhlak. Jumlah siswa man Model yang mengikuti ujian sebanyak 278 orang. Selebihnya adalah gabungan dari enam sekolah MA ini.
"Sebanyak 20 ruangan yang digunakan untuk ujian. Soal pun datang tepat waktu. Jadi untuk hari pertama, kami tak ada kendala. Semua berjalan lancar," jelasnya lagi.(sil)
"Meskipun banyak siswa yang stres dengan keterlambatan soal ini, tapi kami memberikan pemahaman agar bisa dimengerti," ujar Rahman, Kepala SMA 5 Makassar.
Rahman menjelaskan, keterlambatan soal ini tidak perlu dipemasalahkan, karena tidak ada yang dirugikan. "Persoalan waktu bisa dilakukan dengan bijaksana pada siswa dan komitmen dari pengawas di ruangan. Tim pemantau dari Unhas serta keamanan dari pihak kepolisian juga bisa memahami," katanya.
Berbeda dengan Abd Kadir. Ketua panitia ujian mengaku khawatir dengan pelaksanaan UN yang amburadul. Apalagi, terdapat perbedaan karena ada satu bundel LJK yang berupa fotokopi. "Kami khawatir tentang LJK yang diberikan, apakah akan diperiksa lewat komputer atau secara manual. Takutnya nanti akan merugikan siswa kami," ujarnya.
Di MAN Model, tercatat 372 siswa mengikuti UN ini. Tak ada yang sakit, dan tak ada pula yang berkasus. "Saat ini pelaksanaan UN aman. Tidak ada siswa yang sakit dan tidak ada berkasus. Kami sudah wanti-wanti mereka jauh hari agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan mereka jelang UN," kata Kepala Sekolah MAN Model, Ahmad Hasan kepada FAJAR, Kamis (18/4).
Ia mengurai, banyaknya siswa yang ikut ujian di MAN Model ini karena ada enam sekolah MA yang mengikut. Di antaranya, MA Pondok Madinah, MA Mamajang, MA Alhidayah, MA Taman Pendidikan, MA Darul Istiqamah dan Tajmul Akhlak. Jumlah siswa man Model yang mengikuti ujian sebanyak 278 orang. Selebihnya adalah gabungan dari enam sekolah MA ini.
"Sebanyak 20 ruangan yang digunakan untuk ujian. Soal pun datang tepat waktu. Jadi untuk hari pertama, kami tak ada kendala. Semua berjalan lancar," jelasnya lagi.(sil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jatah Raskin Berkurang Lagi
Redaktur : Tim Redaksi