Soal Tourism Fund, Sanggam Hutapea Ingatkan Kesiapan Destinasi Wisata

Kamis, 11 Januari 2024 – 16:38 WIB
Pemerhati dan pelaku pariwisata Sanggam Hutapea. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati dan pelaku pariwisata Sanggam Hutapea mendukung penuh rencana pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan dana pariwisata (Indonesia Tourism Fund) untuk penyelenggaraan agenda dan promosi pariwisata dalam rangka meningkatkan citra Indonesia di mata dunia.

Namun, sebelum merealisasikan rencana itu, Sanggam Hutapea menilai akan lebih baik jika Kemenparekraf terlebih dahulu melihat kesiapan destinasi-destinasi wisata yang akan dipromosikan.

BACA JUGA: Sandiaga Minta AirAsia Terbang ke 5 Destinasi Pariwisata Superprioritas

Hal ini perlu, sebab bila destinasi wisata yang dipromosikan tidak memenuhi standar seperti kelengkapan sarana dan prasarana akan membuat wisatawan kecewa dan tentu sasaran promosi yang dicapai tidak berhasil.

“Saya mendukung penuh rencana pengadaan dana pariwisata untuk penyelenggaraan agenda dan promosi pariwisata, tetapi sebelum melakukan promosi akan lebih baik diukur dulu kesiapaan destinasi wisata yang kita miliki. Kemudian dirumuskan produk yang akan ditawarkan kepada wisatawan,” ujar Sanggam Hutapea di Jakarta, Kamis (11/1/2024). 

BACA JUGA: Sanggam Hutapea Soroti Destinasi Wisata Danau Toba pada Malam Pergantian Tahun, Ada Apa?

Menurut Sanggam Hutapea, masih banyak yang harus dibenahi di destinasi wisata yang saat ini pengembangan dan pembangunannnya di pacu pemerintah.

Katakanlah yang di 5 destinasi wisata super prioritas, yaitu Borobudur, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo.

BACA JUGA: Pesona Bukit Holbung, Menawarkan Keindahan Alam Memanjakan Mata di Dekat Danau Toba

Dia mencontohkan di destinasi wisata Danau Toba, danau yang terbentuk dari letusan gunung Toba yang mahadahsyat sekitar 70.000 tahun lalu, pengembangan dan pembangunan tampaknya belum menyentuh keseluruhan kawasan itu.

Akibatnya wisatawan yang datang ke Danau Toba cepat merasa bosan karena hanya menikmati keindahan alam saja.

“Keindahan alam bukan jaminan membuat wisatawan betah tinggal berlama lama di Danau Toba, karena itu dibutuhkan kreativitas untuk menciptakan produk membuat wisatawan banyak beraktivitas sehingga tidak hanya berdiam diri di tempat akomodasi,” ujar Sanggam.

Di Danau Toba yang meliputi tujuh kabupaten, juga masih banyak lokasi yang punya potensi belum diekpolitasi sebagai produk destinasi wisata baru di kawasan itu.

Oleh karena itu, Sanggam Hutapea mendorong Kemenparekraf untuk bekerja keras melakukan berbagai langkah cepat sehingga saat meluncurkan Indonesia Tourism Fund pengembangan dan promosi pariwisata bisa berjalan paralel. 

Para kepala daerah di kawasan destinasi wisata serta para pelaku pariwisata dan masyarakat setempat perlu diajak duduk bersama satu meja untuk membicarakan langkah langkah yang akan diambil dan merumuskan produk wisata apa yang akan dijual. Kemudian wisatawan yang disasar apakah wisatawan Eropa, Amerika, Asia atau ASEAN? 

"Kemenparekraf sebelum mempergunakan dana pariwisata perlu berdiskusi dengan para pelaku industri pariwisata serta masyarakat setempat untuk menyatukan presepsi apa yang akan dipromosikan sebagai unggulan. Apakah keindahan alamnya? Atraksi budaya, argo wisata, kuliner atau produk kreativitas masyarakat lokal. Dengan menentukan sasaran promosi itu nantinya tepat dan berdampak positif bagi industri pariwisata,” ujarnya.

Sebagai jangka pendek, sekaligus untuk uji coba sebelum mempomosikannya ke wisatawan mancanegara, Sanggam Hutapea mengusulkan Kemenparekraf mengencarkan promosi destinasi wisata, di luar Bali itu dilakukan di Nusantara.

"Kita sasar saja dulu wisatawan nusantara untuk berkunjung ke destinasi wisata, seiring kita membenahi destinasi destinasi wisata untuk siap dipromosikan ke wisatawan mancanegara," ujarnya.

Sumatra Adventure

Pada bagian lain, Sanggam Hutapea mendorong mengatakan Kemenparekraf mewujudkan Sumatra Adventure mengingat setiap wilayah di Sumatera memiliki potensi wisata yang berbeda-beda. Jika potensi ini digarap menjadi satu kesatuan sebagai paket wisata Sumatra Adventure.

Sanggam yakin dengan potensi wisata di Sumatra akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berpetualang.

Menurutnya, para wisatawan ke Eropa bukan hanya memiliki satu tujuan di satu negara.

Dia memaparkan pengalamannya saat melakukan perjalanan wisata ke sejumlah negara di Eropa, dan memilih masuk dari Prancis, tetapi tidak hanya tinggal di Paris.

Sebab melalui perjalanan darat dirinya mengunjungi beberapa negara Eropa lainnya seperti Belanda, Jerman, Inggris, Swiss.

Pengalaman inilah yang membuat Sanggam Hutapea yakin kalau ada paket wisata Sumatera Adventure akan dapat menarik wisatawan.

Apalagi, wilayah di Sumatra mempunyai daya tarik berbeda-beda. "Baik itu keindahan alamnya, udaranya, budaya, perkebunan, pertanian dan perikanan, serta barang barang suvenirnya," kata Sanggam.

Sanggam membayangkan jika paket wisata Sumatera Adventure diwujudkan pemerintah, dalam beberapa tahun ke depan akan banyak wisatawan landing di Medan, Sumut, lalu meneruskan perjalanan darat melalui Riau ke Sumatera Barat.

Sepanjang perjalanan, wisatawan dapat menikmati beberapa tempat wisata seperti Rumah Gadang dan Danau Singkarak.

Begitu juga sebaliknya, wisatawan yang landing di Padang lalu meneruskan perjalanan ke Aceh melalui Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba, Humbang Hasundutan, Parapat, Samosir, Dairi, Karo, Medan dan  Aceh.

"Hal ini sangat memungkinkan oleh karena kesiapan trans Sumatera yang saat ini dipacu pembangunannya,” ujar Sanggam.

Lebih jauh Sanggam optimistis paket wisata 'Sumatera Adventure' yang dikemas dalam satu konsep pengembangan, akan menarik wisatawan dunia untuk melakukan petualangan.

Para wisatawan mancanegara itu akan menghabiskan waktu di Sumatra setidaknya 6 hari hingga 10 hari.

"Sumatra itu kaya akan wisata. Ada laut, danau, gunung, arung jeram dan beragam budaya. Jadi, harus dikelola dalam satu konsep pengembangan," kata Sanggam.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler