jpnn.com - BANDUNG – Rencana pemerintah membeli Agustawestland VVIPAW101 untuk tumpangan Presiden Joko Widodo ke daerah terpencil, disayangkan para direksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Direktur Produksi PT DI, Arie Wibowo mengatakan meski baru wacana, namun bisa menimbulkan keraguan di kalangan negara luar tentang kualitas produk Indonesia.
BACA JUGA: Indonesia Target Juara Umum ASC XI 2016 di Malaysia
“Sampai saat ini belum ada pemesanan apa-apa dari Istana Negara akan pesawat Airbus Helicopters EC725 buatan PTDI. Mudah-mudahan Presiden mau gunakan produk anak bangsa,” kata Arie Wibowo kepada JPNN, di sela-sela kunjungan ke hanggar pesawat PT DI, Rabu (25/11).
Dia menyebutkan, EC725 sudah diproduksi PT DI sejak 2005 dan menjadi pesawat khusus Angkatan Udara. Selain itu ada 32 negara juga yang menggunakan EC725.
BACA JUGA: Menaker Minta Pengawas Ketenagakerjaan Serius Jalankan Tugas
“Dari sisi kualitas, kami jamin EC725 jauh lebih bagus spesifikasinya ketimbang AW101. Kalau misalnya Pak Jokowi tetap memilih pesawat AW101, itu berarti beliau adalah presiden pertama RI yang tidak menggunakan buatan putra bangsa,” katanya.
Sejak PT DI yang sebelumnya IPTN didirikan, Soeharto menjadi presiden pertama yang menggunakan pesawat buatan dalam negeri. Setelah itu BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY, juga menggunakan heli buatan PT DI.
BACA JUGA: Rizal Ramli Sebut Kabinet Pertama Bukan Jokowi Yang Susun, Kok Bisa?
“Dulu itu digunakan Super Puma, namun sejak 2005 PT DI melakukan perbaikan-perbaikan hingga ada EC725 itu. TNI AU sudah memesan enam unit EC725. Kalau presiden mau pesen helicopter sejenis AW101, DI punya dan jauh lebih bagus. Harganya pun lebih murah, tidak sampai Rp500 miliar kalau sudah dijadikan VVIPEC725,” bebernya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Pansel KPK, Istana tak Siapkan Rencana Khusus
Redaktur : Tim Redaksi