Soetrisno Bachir: Kampus Harus Cetak Pemimpin dan Pengusaha

Jumat, 08 November 2013 – 21:22 WIB

jpnn.com - PEKALONGAN -  Kalangan kampus  diingatkan jangan hanya bisa mencetak sarjana. Terutama lembaga pendidikan tinggi Islam, harus juga melahirkan pemimpin dan pengusaha.

Demikian disampaikan pengusaha muslim, Soetrisno Bachir, dalam seminar memperingati 71 tahun Ma’had Islam, di Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (8/11)

BACA JUGA: 169 Kabupaten/Kota Kekurangan SMP

Menurutnya, lembaga  pendidikan Islam harus menjadi tempat penggemblengan kader umat yang unggul. “Pendidikan harus membekali kemampuan untuk berpikir menembus jauh ke depan. Umat Islam harus visioner dan menjawab tantangan zaman,” ujar Soetrisno.

Ditegaskan Soetrisno, pendidikan Islam juga harus mampu memberi bekal kepemimpinan dan kewirausahaan. “Belajar dari zaman kejayaan Islam di masa lalu, umat Islam harus visioner, mampu memimpin, dan mengelola potensi duniawi,” imbuhnya.

BACA JUGA: Lingkungan 285 SD di Jakarta Terancam Rusak

Karenanya, menurutnya, materi pendidikan Islam harus komprehensif dan terintegrasi. "Jangan mengajak memikirkan akhirat saja, tapi juga bagaimana menguasai urusan dunia. Selain harus cerdas, seorang muslim juga harus kuat dan kaya,” tegas mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.

Dikatakan, kekayaan adalah sarana ibadah. "Dengan menjadi kaya, kita semakin berdaya untuk membangun peradaban umat,” ujar Soetrisno. Menurutnya, di sektor perekonomian, jumlah pengusaha muslim di Indonesia belum signifikan.

BACA JUGA: Negerikan Usakti Sebelum Jatuh ke Tangan Swasta

Pengusaha yang juga Ketua Umum Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) ini mengatakan bahwa dalam hal jumlah wirausahawan bangsa Indonesia masih jauh ketinggalan dari negara-negara tetangga.

“Populasi wirausahawan di Indonesia masih sebanyak 1,56 persen, berada jauh di bawah Malaysia yang punya 4 persen, Thailand punya 4,1 persen, apalagi dengan Singapura yang punya 7 persen,” urainya.

Dengan pengalamannya sebagai pengusaha dan tokoh politik nasional, Soetrisno berkomitmen untuk menanamkan pondasi peradaban secara komprehensif.

"Pendidikan kita harus membuka diri, harus hijrah ke pusaran baru dengan mengintegrasikan gerakan wirausaha dalam sistem pendidikan," ujarnya.

Soetrisno mengisahkan bahwa sebagai Ketua Umum KB PII periode 2011-2015, ia juga memberikan perhatian besar pada gerakan wirausaha di organisasi yang dipimpinnya.

“PII juga saya dorong untuk tidak hanya mencetak kader cendekiawan dan pemimpin umat, tapi juga kader entrepreneur,” jelasnya.

Antara lain dengan menggerakkan program terkait kewirausahaan seperti mendirikan “imsa-mart” dan program “go-creative-preneur’ yang mejadi gerakan para alumni PII secara nasional.

Sebagaimana diketahui, bahwa KB PII adalah wadah alumni Pelajar Islam Indonesia (PII) yang telah berkiprah sejak tahun 1947.

Sedangkan KB PII didirikan pada 28 Mei 1998 di Masjid Istiqlal di Jakarta. Hingga saat ini KB PII telah memiliki kepengurusan di seluruh provinsi serta hampir keseluruhan Kabupaten/Kota di Indonesia. (sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... BSM Ngadat, Indikasi tak Peduli Siswa Miskin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler