Bagi alumni Monash, Zhong Xing (Cindy), makanan lebih dari sekadar asupan untuk tubuh.
Makanan adalah bagian dari sejarah diri dan menghubungkan Anda dengan keluarga dan teman-teman. Sebagai seorang mahasiswa, ratusan kilometer jauhnya dari kampung halaman, Cindy merindukan masakan ibunya serta kenyamanan dan keterikatan yang dibawanya.
BACA JUGA: Mengenal 150 Budaya dalam Satu Hari di Pasar Pinggiran Kota Melbourne
"Di rumah saya, kami biasa makan banyak sup yang terbuat dari sayuran atau ayam. Tapi di bagian utara China, semua makanan pasti bersentuhan dengan api, dipanggang atau dibakar. Sangat berbeda," tuturnya.
Pengalaman pertama rindu kampung halaman menjadi kekuatan pendorong ketika menyelesaikan gelar sarjana di bidang mekatronik, Cindy diterima di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Southeastern-Universitas Monash (Suzhou) untuk belajar Master Desain Industri dengan gelar ganda.
BACA JUGA: Jatuh Bangun Mengejar Beasiswa ke Australia
Salah satu tujuan utama dari kerjasama internasional ini adalah untuk menghasilkan mahasiswa yang bisa memahami masalah yang dihadapi China dan berpikir kreatif tentang bagaimana menyelesaikannya.
Bagi Cindy, hal itu berarti fokus pada makanan. Apakah yang diwakilinya? Apa yang ada di balik sejumlah citarasa intens, yang membuat makanan jadi wadah penting bagi kenangan dan berbagai kaitannya?
BACA JUGA: ELL: Tantangan Mempelajari Bahasa Inggris
Terpisah dari keluarga dan teman-teman, dan laju kehidupan yang cepat seringkali berarti bahwa makanan berkualitas baik dan waktu makan bersama keluarga menjadi semakin langka; resep tradisional favorit keluarga dilupakan, diganti dengan menu Barat.
Cindy bertanya-tanya apakah dia bisa menjembatani kesenjangan itu dengan teknologi. Dan, pada akhir program kuliah dua tahunnya, dia telah menciptakan C-YUM sendok digital yang mendeteksi alergi makanan, bisa menyimpan resep dan memiliki termometer di dalamnya.
Dalam masakan China, seorang koki mengukur apakah sebuah masakan membutuhkan lebih banyak rempah-rempah dengan proses mencicipi ketimbang pengukuran yang akurat. Hal ini membuat mereka sangat sulit untuk ditiru.
Tapi ââ¬ËC-YUMââ¬â¢ bisa mengingat semua bahan dan mengunggahnya ke ponsel atau iPad.
Dan bagi Cindy, yang alergi terhadap telur, susu dan tomat, adanya perangkat yang menyala jika hidangan mengandung kemungkinan alergen akan menjadi keuntungan besar di dunia di mana penghuninya makin banyak yang menderita alergi.
Menurut direktur program, Ian Wong, apa yang membuat proyek Cindy begitu inovatif adalah bahwa hal itu bisa dengan mudah diperluas ke daerah lain, seperti melacak pola makan dari keluarga yang sudah tua, atau mengorganisir pesta makan malam untuk teman-teman dengan berbagai preferensi makanan serta alkohol.
"Apa yang kami bawa ke kelas di Suzhou adalah kapasitas untuk berpikir secara orisinil dan menganalisa masalah. Apa yang sangat penting dalam program kami di China adalah bahwa kami tak memiliki acuan ke Barat. Kami melihat budaya dan situasi China yang sangat penting untuk konteks China," tutur Ian.
Monash adalah universitas Australia pertama yang menerima lisensi untuk beroperasi di China.
Kampus pascasarjana, yang terletak 90 menit dari Shanghai di Taman Industrial Suzhou -pusat inovasi abad ke-21 -saat ini memiliki 200 siswa yang terdaftar dalam program master dengan lima mata kuliah.
Kelas diselenggarakan dalam bahasa Inggris, memberikan lulusan perspektif global, dan keberhasilan pekerjaan yang tinggi.
Setelah selesai, lulusan diberikan gelar dari Universitas Southeastern dan Monash, dan biasanya pindah ke peran manajemen dalam perusahaan seperti Siemens, Ford dan perusahaan e-commerce Alibaba (di mana Cindy saat ini bekerja sebagai manajer tim desain).
"Kami sangat bangga akan hasilnya. Apa yang kami berikan kepada pengusaha adalah pendekatan yang sangat relevan dan kreatif, yang merupakan sesuatu yang belum umum," kata Ian.
Cindy setuju dengan pendapat tersebut. Lebih terbiasa dengan model belajar China yang tradisional, ia mencintai kebebasan berkreasi yang diberikan di Suzhou.
"Kami tak hanya duduk di kelas; kami keluar untuk mencari inspirasi bagi proyek kami. Saya rasa hal itu sangat memberdayakan,ââ¬Â àsambungnya.
Ia juga percaya bahwa suasana kerja tim dan kolaborasi, serta kemampuan presentasi yang ia pelajari, begitu ÃÂ penting dalam mencari pekerjaan. "Anda perlu membuat orang-orang memahami ide-ide Anda , sehingga jenis-jenis keterampilanÃÂ itu sangat penting. Saya tahu bagaimana agar ide saya bisa dimengerti dengan sangat cepat."
Tapi salah satu hal terbaik, kata Cindy sambil tertawa, adalah bahwa pengalaman itu membawanya lebih dekat ke kampung halaman.
Monash menjalin kemitraan dengan Universitas Southeastern di China, di mana mahasiswa pascasarjana-nya memiliki solusi kreatif untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Artikel ini diproduksi oleh Universitas Monash.
Lihat Artikelnya di Australia Plus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengenal Koleksi Spesimen Manusia Secara Digital